Kamis, 24 Oktober 2013

phoem

Kota kembang, 05/09/13
Kota kembang
“Ini memang kota kembang,
Namun tak lantas kau dapat bunga berbuket,
Atau bebas memetik bunga seenaknya”.

Kota ini kota kembang,,
Lihatlah!
Beragam bunga tumbuh di tanahnya,
Ciumlah !
Semerbak aroma mewangi di udaranya,
Nafasnya kau endus perlahan
Menyegarkan..

Aku bilang ini kota kembang !
Warna warni dipandang,
Bermacam bunga tertanam,
Berjuta nama terpajang

Hei !
tidakkah kau dengar ?
Ini kota kembang !
Mengapa kau masih menanti hujan ???






Politik imagologi
Jauh panggang dari api.
Politik kau jadikan konsumsi (?)
Pilihannya tak sama!
Kau gerus nalar kritis public

Visualisasi imagologi,
Distorsi komunikasi,
Immortality,
Politik masa kini!

“kader berkualitas mana?”
Artis kau jadikan legisilator!
Pertontonkan kemudian,,
Kedustaan, kepalsuan
Ajang parody politik semata

Hedonis,
Koruptif,
Nasib bangsa nelangsa,
Sia-sia






Eudaimonia (jauh dari kebahagiaan)
Seperti memeluk gunung,
Menanti tak henti,
Berjuang dipermainkan

Menahan matahari,
Silau~menyakitkan

Hibernasi
Manja,
Kau anyam bulu mata,
Menyilang tanagan,
Mengatup lengan,
Pertemukan sikut dengan lutut.

Ini kaki ku!
Ku sentil ‘belly’ gendutmu,
Kau perbaiki letak tidurmu.
Hibernasi..

Kuangkat ‘whiskers’mu
Oh, kau tak punya jambang!
Kutendang kau, dan..
Paw !!!




Nothing
Aku menatap kosong
Lembar bergaris tak terisi
Berbulan lamanya
Tak pernah tersapa
Tak tersentuh tinta ‘durjana’

Berjam-jam lamanya
Aku menuang kisah
Menggores resah
Memecah segala membuncah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar