BAB
I
PENDAHULUAN
Secara
etimologis kata statistic berasal dari kata status (bahasa latin) yang
mempunyai persamaan arti dengan kata state (bahasa inggris) atau kata staat
(bahasa belanda), dan yang dalam bahasa indonesia diterjemahkan menjadi negara.
Pada mulanya, kata statistic diartikan sebagai kumpulan bahan keterangan (data),
baik yang berwujud angka (data kuantitatif) maupun yang tidak berwujud angka (data
kualitatif), yang mempunyai arti penting dan kegunaan yang besar bagi suatu
Negara.
Namun,
pada perkembangan selanjutnya, arti kata statistic hanya di batasi pada
kumpulan bahan keterangan yang berwujud angka (data kuantitatif) dan yang tidak
berwujud angka (data kualitatif).
Istilah
statistic juga sering diberi pengertian sebagai kegiatan statistic atau
kegiatan persetatistikan atau kegiatan pensetatistikan. Sebagaimana disebutkan
dalam undang-undang tentang statistic (lihat undang-undang No. 7 tahun 1960),
kegiatan statistic mencakup 4 hal, yaitu: (1) pengumpulan data, (2) penyusunan
data, (3) pengumuman dan pelaporan data, dan (4) analisis data.
BAB
II
PEMBAHASAN
Statistik adalah sebagai alat pengolah data angka. Stasistik
dapat juga
diartikan sebagai metode/asas-asas guna mengerjakan/memanipulasi data kuantitatif
agar angka berbicara. Pendekatan dengan statistik sering digunakan metode statistik
yaitu metode guna mengumpulkan, mengolah, menyajikan, menganalisis &
menginterpretasikan data statistik. Statistika dapat pula diartikan pengetahuan yang
berhubungan dengan pengumpulan data, pengolahan data, penganalisisan dan
penarikan kesimpulan berdasarkan data dan analisis. Jadi statistik adalah produk dari
kerjastatistika.
diartikan sebagai metode/asas-asas guna mengerjakan/memanipulasi data kuantitatif
agar angka berbicara. Pendekatan dengan statistik sering digunakan metode statistik
yaitu metode guna mengumpulkan, mengolah, menyajikan, menganalisis &
menginterpretasikan data statistik. Statistika dapat pula diartikan pengetahuan yang
berhubungan dengan pengumpulan data, pengolahan data, penganalisisan dan
penarikan kesimpulan berdasarkan data dan analisis. Jadi statistik adalah produk dari
kerjastatistika.
Pada awal perkembangannya statistik digunakan untuk melakukan
pendataan dan analisa mengenai penduduk. Analisa data penduduk ini penting bagi
pemerintah untuk mengetahui jumlah, penyebaran, komposisi dan perkembangan
penduduk dari tahun ketahun.
Saat ini statistik berkembang, merambah ke banyak bidang. Ekonomi,
sosial, kesehatan industri pengolahan, pertanian, eksperimen-eksperimen
biologi, fisika dan masih banyak lagi bidang-bidang yang lain. Definisi statistik pun berubah
dari ilmu tentang kependudukan menjadi ilmu tentang bagaimana merencanakan,
mengumpulkan, mengolah, menganalisa, menginterpretasi dan mempresentasikan
data.
Statistik mempunyai peran untuk mengubah informasi yang berupa
data-data menjadi sebuah pengetahuan.
Pengguna statistik tidak hanya terbatas pada urusan pemerintah
ataupun perusahaan saja, saat ini statistik juga digunakan dalam pengelolaan
organisasi maupun rumah tangga.
Secara umum, statistik merupakan disiplin ilmu yang mempelajari
metode dan prosedur pengumpulan, penyajian, analisa, dan penyimpulan suatu data
mentah, agar menghasilkan informasi yang lebih jelas untuk keperluan suatu
pendekatan ilmiah (scientific inferences), dan dapat dikelompokkan menjadi dua
bagian yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.
Jenis data
Ada 2 pendekatan untuk menganalisis informasi berdasarkan
jenis informasi
yang diperoleh, yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif/analisis data kuantitatif adalah analisis yang berbasis pada kerja hitung-menghitung angka. Angka yang diolah disebut input dan hasilnya disebut output juga berupa angka. Analisis kualitatif/analisis data kualitatif adalah analisis yang berbasis pada kerja pengelompokan simbol-simbol selain angka. Simbol itu berupa kata, frase, atau kalimat yang menunjukkan beberapa kategori. Input maupun output analis data kualitatif berupa simbol, dimana outputnya disebut deskripsi verbal.
yang diperoleh, yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif/analisis data kuantitatif adalah analisis yang berbasis pada kerja hitung-menghitung angka. Angka yang diolah disebut input dan hasilnya disebut output juga berupa angka. Analisis kualitatif/analisis data kualitatif adalah analisis yang berbasis pada kerja pengelompokan simbol-simbol selain angka. Simbol itu berupa kata, frase, atau kalimat yang menunjukkan beberapa kategori. Input maupun output analis data kualitatif berupa simbol, dimana outputnya disebut deskripsi verbal.
Salah satu definisi menyebutkan bahwa statistik adalah metode ilmiah untuk menyusun, meringkas, menyajikan dan menganalisa data, sehingga
dapat ditarik suatu kesimpulan yang benar dan dapat dibuat keputusan yang masuk
akal berdasarkan data tersebut.
Kata Statistik
juga diartikan sebagai suatu ukuran yang dihitung dari sekumpulan data dan merupakan wakil dari data itu.
Misal :
- Rata-rata
berat telur bebek di pasar Cikangkung adalah 80 gram
- 90%
mahasiswa SMK PGRI Cikangkung angkatan 2005/2006 bekerja sambil kuliah
- Mulai
tahun 2000 angka pengangguran di Kab. X meningkat lebih besar dari 5%
Selain sebagai kumpulan data,
statistik juga dipakai untuk melakukan berbagai analisis data,
peramalan(forecasting), melakukan uji hipotesis dan kegunaan-kegunaan lainnya,
sehingga statistik yang sering digunakan untuk hal-hal tersebut disebut
dengan Ilmu Statistik.
2.2 Statistika
Statistika
adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan,
menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data.
Statistika
merupakan ilmu yg berkenaan dgn data sedang statistik
adalah data informasi atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu
data. Beberapa istilah statistika antara lain: populasi sampel unit sampel dan
probabilitas.
Ada dua macam statistika yaitu statistika deskriptif
dan statistika inferensial. Statistika deskriptif berkenaan dgn deskripsi data misal dari
menghitung rata-rata dan varians dari data mentah; mendeksripsikan menggunakan tabel-tabel atau grafik sehingga data mentah lebih mudah
“dibaca” dan lbh bermakna. Sedangkan statistika inferensial lbh dari
itu misal melakukan pengujian hipotesis melakukan prediksi observasi masa depan
atau membuat model regresi.
Statistika deskriptif berkenaan dgn
bagaimana data dapat digambarkan dideskripsikan) atau disimpulkan baik secara
numerik (misal menghitung rata-rata dan deviasi standar) atau secara grafis
(dalam bentuk tabel atau grafik) utk mendapatkan gambaran sekilas mengenai data
tersebut sehingga lbh mudah dibaca dan bermakna.
Statistika inferensial berkenaan
dgn permodelan data dan melakukan pengambilan keputusan
berdasarkan analisis data misal melakukan pengujian hipotesis melakukan
estimasi pengamatan masa mendatang (estimasi atau prediksi) membuat permodelan
hubungan (korelasi regresi ANOVA deret waktu) dan sebagainya.
Singkatnya, statistika adalah ilmu yang berkenaan dengan data.
Istilah 'statistika' (bahasa Inggris: statistics) berbeda dengan
'statistik' (statistic). Statistika merupakan ilmu yang berkenaan dengan
data, sedang statistik adalah data, informasi, atau hasil penerapan algoritma
statistika pada suatu data. Dari kumpulan data, statistika dapat digunakan
untuk menyimpulkan atau mendeskripsikan data; ini dinamakan statistika deskriptif. Sebagian besar konsep
dasar statistika mengasumsikan teori probabilitas. Beberapa istilah statistika
antara lain: populasi, sampel, unit sampel, dan probabilitas.
Statistika banyak diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu, baik
ilmu-ilmu alam (misalnya astronomi dan biologi maupun ilmu-ilmu sosial (termasuk sosiologi dan
psikologi),
maupun di bidang bisnis,
ekonomi, dan industri.
Statistika juga digunakan dalam pemerintahan
untuk berbagai macam tujuan; sensus
penduduk merupakan salah satu prosedur yang paling dikenal.
Jika suatu kesimpulan data sudah dihimpun, pada statistika deskriptif kita hendak
menyimpulkan data itu dalam beberapa hal. Pertama kita hendak membuat tabel,
misalnya tabel frekuensi, tabel frekuensi kumulatif dan lain-lain yang mengatur
data kasar itu. Juga kita akan melihat diagram atau grafik yang dapat memberi
gambaran mengenai keseluruhan data itu, misalnya diagram lambang (piktogram), diagram batang, diagram lingkaran,
histogram, ogive dan lain-lain. Kemudian kita hendak menghitung karakteristik data yang dapat
mencakup semua data itu, misalnya rata-rata,
median, modus dan lain-lain.
Aplikasi statistika lainnya yang sekarang popular adalah prosedur jajak
pendapat atau polling (misalnya dilakukan sebelum pemilihan umum),
serta jajak cepat (perhitungan cepat
hasil pemilu) atau quick count. Di bidang komputasi, statistika dapat
pula diterapkan dalam pengenalan pola maupun kecerdasan
buatan.
2.3 Tipe pengukuran
Ada empat tipe
pengukuran atau skala pengukuran yang digunakan di dalam statistika,
yakni: nominal, ordinal, interval, dan rasio. Keempat skala pengukuran tersebut
memiliki tingkat penggunaan yang berbeda dalam riset statistik.
- Skala
nominal hanya bisa membedakan sesuatu yang bersifat kualitatif
(misalnya: jenis kelamin, agama, warna kulit). Operasi matematikanya: =
& bukan =
- Skala
ordinal selain membedakan juga menunjukkan tingkatan (misalnya:
pendidikan, tingkat kepuasan). Operasi matematikanya: =, <, >, &
bukan =
- Skala
interval berupa angka kuantitatif namun tidak memiliki nilai nol mutlak
(misalnya: tahun, suhu dalam Celcius). Operasi matematikanya: =, <,
>, +, -, & bukan =
- Skala
rasio berupa angka kuantitatif yang memiliki nilai nol mutlak. Operasi
matematikanya: =, <, >, +, -, x, bagi dan bukan =
2.4 Jenis data, Karakteristik, Unit observasi, Variabel, Populasi, Sensus, Sampel,
dan Teknik Sampling
2.4.1 Jenis
data
Jenis data dibagi menjadi 2, yaitu
1.
Data
kuantitatif
Data yang diperoleh dari hasil menghitung bilangan.
Contoh jumlah mahasiswa jurusan Manajemen Keuangan Syariah 2011.
2.
Data
kualitatif
Data yang berupa kategori. Contoh gagal, lulus.
2.4.2 Karakteristik
Ciri yang membedakan suatu objek dengan objek yang lain, cirri objek
yang akan di periksa.
2.4.3 Unit
observasi
Kesatuan atau segala sesuatu yang karakteristiknya akan diperiksa.
Objek yang akan diperiksa.
2.4.4 Variabel
Karakteristik yang bisa di klasifikasikan kedalam sekurang-kurangnya
dua klasifikasi yang berbeda. Karakteristik yang memberikan sekurang-kurangnya
dua hasil pengukuran yang berbeda.
2.4.5 Populasi
Dalam penelitian kuantitatif, apalagi jika dirancang sebagai sebuah
penelitian survei (survey research), keberadaan populasi dan sampel penelitian
nyaris tak dapat dihindarkan. Populasi dan sampel merupakan sumber utama untuk
memperoleh data yang dibutuhkan dalam mengungkapkan fenomena atau realitas yang
dijadikan fokus penelitian kita. Demi mencapai keakuratan dan validitas data
yang dihasilkan, populasi dan sampel yang dijadikan objek penelitian harus
memiliki kejelasan baik dari segi scope, ukuran, maupun karakteristiknya.
Populasi atau sering juga disebut universe adalah keseluruhan atau
totalitas objek yang diteliti yang ciri-cirinya akan diduga atau ditaksir
(estimated). Ciri-ciri populasi disebut parameter. Oleh karena itu, populasi
juga sering diartikan sebagai kumpulan objek penelitian dari mana data akan
dijaring atau dikumpulkan. Populasi dalam penelitian (penelitian komunikasi)
bisa berupa orang (individu, kelompok, organisasi, komunitas, atau masyarakat)
maupun benda, misalnya jumlah terbitan media massa, jumlah artikel dalam media
massa, jumlah rubrik, dan sebagainya (terutama jika penelitian kita menggunakan
teknik analisis isi (content analysis).
Populasi penelitian terdiri dari populasi sampling dan populasi
sasaran. Populasi sampling adalah keseluruhan objek yang diteliti, sedangkan
populasi sasaran adalah populasi yang benar-benar dijadikan sumber data.
Konsep lainnya yang harus dipahami-dan tidak boleh dikelirukan-
adalah jumlah populasi (population numbers) dan ukuran populasi (population
size). Jumlah populasi adalah banyaknya kategori populasi yang dijadikan objek
penelitian yang dinotasikan dengan huruf K.
Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti.
2.4.6 Sensus
Jika kita menggunakan seluruh unsur populasi sebagai sumber data,
maka penelitian kita disebut sensus. Sensus merupakan penelitian yang dianggap
dapat mengungkapkan ciri-ciri populasi (parameter) secara akurat dan
komprehensif, sebab dengan menggunakan seluruh unsur populasi sebagai sumber
data, maka gambaran tentang populasi tersebut secara utuh dan menyeluruh akan
diperoleh. Oleh karena itu, sebaik-baiknya penelitian adalah penelitian sensus.
Namun demikian, dalam batas-batas tertentu sensus kadang-kadang tidak efektif
dan tidak efisien, terutama jika dihubungkan dengan ketersedian sumber daya
yang ada pada peneliti. Misalnya, bila dikaitkan dengan fokus penelitian,
keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya yang dimiliki oleh peneliti.
Dalam keadaan peneliti tidak memungkinkan untuk melakukan sensus,
maka peneliti boleh mengambil sebagian saja dari unsur populasi untuk dijadikan
objek penelitiannya atau sumber data. Sebagian unsur populasi yang dijadikan
objek penelitian itu disebut sampel.
2.4.7 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel
jika tidak ada populasi.
Sampel atau juga sering disebut contoh adalah wakil dari populasi
yang ciri-cirinya akan diungkapkan dan akan digunakan untuk menaksir ciri-ciri
populasi. Oleh karena itu, jika kita menggunakan sampel sebagai sumber data,
maka yang akan kita peroleh adalah ciri-ciri sampel bukan ciri-ciri populasi,
tetapi ciri-ciri sampel itu harus dapat digunakan untuk menaksir populasi.
Ciri-ciri sampel disebut statistik. Sama halnya dengan populasi, dalam sampel
pun ada konsep jumlah sampel dan ukuran sampel. Jumlah sampel adalah banyaknya
kategori sampel yang diteliti yang dilambangkan dengan huruf k, yang jumlahnya
sama dengan jumlah populasi (k=K). Sedangkan ukuran sampel (dilambangkan dengan
huruf n) adalah besarnya unsur populasi yang dijadikan sampel, yang jumlahnya
selalui lebih kecil daripada ukuran populasi.
Karena data yang diperoleh dari sampel harus dapat digunakan untuk
menaksir populasi, maka dalam mengambil sampel dari populasi tertentu kita
harus benar-benar bisa mengambil sampel yang dapat mewakili populasinya atau
disebut sampel representatif. Sampel representatif adalah sampel yang memiliki
ciri karakteristik yang sama atau relatif sama dengan ciri karakteristik
populasinya. Tingkat kerepresentatifan sampel yang diambil dari populasi
tertentu sangat tergantung pada jenis sampel yang digunakan, ukuran sampel yang
diambil, dan cara pengambilannya. Cara atau prosedur yang digunakan untuk
mengambil sampel dari populasi tertentu disebut teknik sampling.
Ada beberapa jenis sampel nonrandom yang sering digunakan dalam
penelitian sosial/penelitian komunikasi, di antaranya adalah:
1.
Sampel
Aksidental (accidental sampling).
Sampel ini sering disebut sebagai sampel kebetulan yang
pengambilannya didasarkan pada pertimbangan kemudahan bagi peneliti (bukan
penelitian), sehingga sampel ini sering kali disebut convenience sampling atau
sampel keenakan. Orang-orang ilmu statistika bahkan menyebutnya sebagai sampel
kecelakaan, karena saking tidak representatifnya sampel tersebut. Sebisa
mungkin, hindari untuk menggunakan sampel ini, jika kesimpulan penelitian kita
ingin memperoleh kemampuan generalisasi yang tepat.
2.
Sampel
Kuota (quota sampling).
Teknik sampling kuota merupakan teknik sampling yang sejenis dengan
teknik sampling strata. Perbedaannya adalah ketika mengambil sampel dari setiap
strata tidak menggunakan cara-cara random, tetapi menggunakan cara-cara
kemudahan (convenience). Caranya, tentukan ukuran sampel dari masing-masing
strata lalu teliti siapa sejumlah orang yang sesuai dengan ukuran sampel yang
ditentukan tadi, siapa saja asal berasal dari strata tersebut.
3.
Sampel Purposif
(purposeful sampling).
Teknik ini disebut juga judgemental sampling atau sampel
pertimbangan bertujuan. Dasar penetuan sampelnya adalah tujuan penelitian.
Sampel ini digunakan jika dalam upaya memperoleh data tentang fenomena atau
masalah yang diteliti memerlukan sumber data yang memilki kualifikasi spesifik
atau kriteria khusus berdasarkan penilaian tertentu, tingkat signifikansi
tertentu. Misalnya, untuk meneliti kualitas cerita Film Ayat-ayat Cinta kita
memerlukan reponden yang memiliki kualifikasi komptensi dalam bidang perfilman
atau bidang komunikasi. Maka sampelnya adalah para kritikus film, para dosen
produksi film, para ahli sinematografi, dan lain-lain.
2.4.8 Tekhnik
sampling
Proses pengambilan sampel dalam
populasi dengan tekhnik tertentu.
2.5 Distribusi Peluang
Dalam bab ini akan mempelajari pengelompokan atau distribusi yang
dapat diharapkan berdasarkan kepada
pengalaman yang terdahulu atau berdasarkan kepada pertimbangan-pertimbangan
teoritis. Pentingnya mengetahui distribusi macam ini, akan jelas bila diberikan
beberapa contoh :
1.
Pengusaha
teater disuatu daerah adalah selayaknya harus mengetahui selera penonton di
daerah itu. Ia harus mengetahui jenis film apa saja yang disenangi penduduk
agar dalam tiap pertunjukan gedung teaternya dibanjiri para penonton.
2.
Pengusaha
rumah makan hendaknya mengetahui macam atau rassa makanan yang disenangi dan
yang tidak disenangi oleh para langganannya. Jika disuatu tempat, macam makanan
bersari asam yang lebih disenangi, adalah kurang bijaknsana jika terlalu banyak
menyajikan makanan yang rasanya manis atau rasa yang lain yang lakunya sangat
diragukan.
3.
Untuk
suatu daerah, andaikan telah diperkirakan bahwa ukuran kaki wanita dewasa
adalah berukuran 34 sebanyak 25%, berukuran 35 sebanyak 32%, dan berukuran 36
sebanyak 38%, dan 5% berukuran lainnya. Jika pengusaha pabrik sepatu tidak
ingin melihat sepatu yang dihasilkannya menjadi sarang tikus digudangnya,
mengapa tidak membuatnya berdasarkan perbandingan pengelompokan tersebut?
Ketiga contoh diatas, dan lain-lain contoh dapat dicari, melukiskan
pengelompokan peristiwa-peristiwa dimana pada tiap kelompok telah
diperhitungkan banyak peristiwa yang terjadi, yang pada umumnya dinyatakan
dalam persen. Untuk contoh pertama dinamakan distribusi selera dan contoh ketiga
bisa disebut distribusi ukura kaki wanita. Distribusi demikian merupakan distribusi
yang diharapkan berdasarkan pengalaman.
Ada distribusi dapat diharapkan berdasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan teoritis, umpamanya soal undian dengan mata uang.
Misalkan kita ingin mengetahui apaka mata uang yang kita gunakan untuk undian
itu jujur atau tidak. Andaikan kita melakukan undian sebanyak 1.000 kali dan
diperoleh hasil bahwa G nampak 520 kali (tentulah nampak H sebanyak 480 kali).
Sebelum kita menentukan apakah mata uang itu jujur atau tidak, terlebih dahulu
kita harus mengetahui apa yang dapat diharapkan dari undian dengan menggunakan
mata uang jujur.
Kita sudah mengetahui bahwa dalam undian dengan menggunakan mata
uang jujur, peluang nampaknya tiap permukaan adalah ½. Jadi adalah beralasan
jika kitapun mengharapkan nampaknya G sama banyak dengan nampaknya H dalam
undian tersebut. Berdasarkan ini diperoleh distribusi yang diharapkan sebagai
berikut.
Peristiwa
|
Frekuensi
diharapkan
|
Muka G
Muka H
|
500
500
|
Untuk melanjutkan pembicaraan secara teoritis, marilah kita tinja
hasil undian itu dari segi nampaknya dan tidak nampaknya G. sebut “0” jika
nampak H (berarti 0 muka G yang menampak) dan “1” jika G yang nampak. Denan
notasi baru ini, maka distribusi sebenarnya dan distribusi diharapkan untuk
soal di atas adalah sebagai berikut.
Nampak G
|
Frekuensi
sebenarnya
|
Frekuensi
diharapkan
|
0
1
|
480
520
|
500
500
|
Jika kita melakukan undian dengan dua macam uang jujur, maka
peristiwa yang dapat terjadi adalah :
HH, HG, GH, GG.
Atau berdasarkan nampaknya G
masing-masing diperoleh sebanyak 0,1 dan 2. Sehingga peluang untuk 0 G = 1/4,
peluang untuk 1 G=1/4+1/4=1/2 dan peluang untuk 2 G = 1/4. Jika kita melakukan
undian sebanyak 2.000 kali, makakita mengharapkan memperoleh hasil sebagai
berikut.
Nampak G
|
Frekuensi
diharapkan
|
0
1
2
|
¼ x 2.000=500
½ x
2.000=1000
¼ x 2.000=
500
|
Andaikan sekarang kita melakukanundian dengan tigamata uang jujur.
Hal-hal yang terjadi mengenai nampaknya permukaan adalah:
HHH, HHG, HGH,
GHH, HGG, GHG, GGH, GGG
Atau nampaknya
G adalah 0, 1, 2, atau 3. Ternyata bahwa :
Peluang nampak
0G = 1/8
Peluang nampak
1g = 3/8
Peluang nampak
2G = 3/8
Peluang nampak
3G = 1/8
Jika ketiga mata uang yang jujur itu diundikan sebanyak 2.000 kali,
maka kita mengharapkan distribusi nampaknya G seperti berikut :
Nampak G
|
Frekuensi
diharapkan
|
0
1
2
3
|
1/8 x 2.000 =
250
3/8 x 2.000 =
750
3/8 x 2.000 =
750
1/8 x 2.000 =
250
|
Untuk membicarakan distribusi peluang teoritis yang umum, maka
biasanya frekuensi tidak dinyatakan dalam bentuk absolute yang diharapkan,
melainkan dalam bentuk peluang. Guna keperluan ini marilah kita pakai notasi X
sebagai pengganti peristiwa yang diperhatikan (dalam uraian ini ; nampaknya G)
dan p(X) untuk menyatakan. Jika untuk undian dengan satu, dua, dan tiga mata
uang jujur seperti di uraikan di atas digunakan notasi baru ini, maka
berturut-turut diperoleh daftar berikut :
X
|
p(X)
|
0
1
|
½
½
|
Jumlah
|
1
|
X
|
p(X)
|
0
1
2
|
¼
½
¼
|
Jumlah
|
1
|
Rumus
multinomial
Contoh
multinomial
Fungsi
peluang dibagi 5 yaitu :
1. Fungsi
Peluang Diskret
2. Fungsi
Peluang Kontinyu
3. Fungsi Peluang Bersama
P(x,y) = P(X=x dan Y=y)
4. Fungsi Peluang Marginal
5. Fungsi Peluang Bersyarat
2.6
Kombinasi dan Permutasi
2.6.1 Kombinasi
Adalah menggabungkan beberapa objek dari suatu grup tanpa
memperhatikan urutan. Di dalam kombinasi, urutan tidak diperhatikan.
{1,2,3} adalah
sama dengan {2,3,1} dan {3,1,2}.
Contoh: Seorang anak hanya diperbolehkan mengambil dua buah amplop
dari tiga buah amplop yang disediakan yaitu amplop A, amplop B dan amplop C.
Tentukan ada berapa banyak kombinasi untuk mengambil dua buah amplop dari tiga
buah amplop yang disediakan?
Solusi: Ada 3
kombinasi yaitu; A-B, A-C dan B-C.
2.6.1.1 Kombinasi tanpa pengulangan
Ketika urutan tidak diperhatikan akan tetapi setiap objek yang ada
hanya bisa dipilih sekali maka jumlah kombinasi yang ada adalah:
Di mana n
adalah jumlah objek yang bisa dipilih dan r adalah jumlah yang harus
dipilih.
Sebagai contoh, kamu mempunyai 5 pensil warna dengan warna yang
berbeda yaitu; merah, kuning, hijau, biru dan ungu. Kamu ingin membawanya ke
sekolah. Tapi kamu hanya boleh membawa dua pensil warna. Ada berapa banyak cara
untuk mengkombinasikan pensil warna yang ada? Dengan menggunakan rumus di atas
maka ada 5!/(5-2)!(2)! = 10 kombinasi.
2.6.1.2 Kombinasi pengulangan
Jika urutan tidak diperhatikan dan objek bisa dipilih lebih dari
sekali, maka jumlah kombinasi yang ada adalah:
Di mana n adalah jumlah objek yang bisa dipilih dan r
adalah jumlah yang harus dipilih. Sebagai contoh jika kamu pergi ke sebuah toko
donat. Toko donut itu menyediakan 10 jenis donat berbeda. Kamu ingin membeli
tiga donat. Maka kombinasi yang dihasilkan adalah (10+3-1)!/3!(10-1)! = 220
kombinasi.
2.6.2 Permutasi
Adalah menggabungkan beberapa objek dari suatu grup dengan
memperhatikan urutan. Di dalam permutasi, urutan diperhatikan.
{1,2,3} tidak
sama dengan {2,3,1} dan {3,1,2}
Contoh: Ada sebuah kotak berisi 3 bola masing-masing berwarna merah,
hijau dan biru. Jika seorang anak ditugaskan untuk mengambil 2 bola secara acak
dan urutan pengambilan diperhatikan, ada berapa permutasi yang terjadi?
Solusi: Ada 6
permutasi yaitu; M-H, M-B, H-M, H-B, B-M, B-H.
Salah satu aplikasi kombinasi dan permutasi adalah digunakan untuk
mencari probabilitas
suatu kejadian.
2.6.2.1 Permutasi pengulangan
Jika urutan diperhatikan dan suatu objek dapat dipilih lebih dari
sekali maka jumlah permutasinya adalah:
di mana n
adalah banyaknya objek yang dapat dipilih dan r adalah jumlah yang harus
dipilih.
Sebagai contoh, jika kamu memiliki huruf A, B, C, dan D dan kamu
ingin mencari tahu ada berapa cara untuk menyusunnya dalam suatu grup yang
berisi tiga angka maka kamu akan menemukan bahwa ada 43 atau 64 cara
untuk menyusunnya. Beberapa cara untuk menyusunnya adalah: AAA, BBB, CCC, DDD,
ABB, CBB, DBB, dst.
2.6.2.2. Permutasi tanpa pengulangan
Jika urutan diperhatikan dan setiap objek yang tersedia hanya bisa
dipilih atau dipakai sekali maka jumlah permutasi yang ada adalah:
di mana n
adalah jumlah objek yang dapat kamu pilih, r adalah jumlah yang harus
dipilih dan ! adalah simbol faktorial.
Sebagai contoh, ada sebuah pemungutan suara dalam suatu organisasi.
Kandidat yang bisa dipilih ada lima orang. Yang mendapat suara terbanyak akan
diangkat menjadi ketua organisasi tersebut. Yang mendapat suara kedua terbanyak
akan diangkat menjadi wakil ketua. Dan yang mendapat suara ketiga terbanyak
akan menjadi sekretaris. Ada berapa banyak hasil pemungutan suara yang mungkin
terjadi? Dengan menggunakan rumus di atas maka ada 5!/(5-3)! = 60 permutasi.
Umpamakan jika n = r (yang menandakan bahwa jumlah
objek yang bisa dipilih sama dengan jumlah yang harus dipilih) maka rumusnya
menjadi:
Sebagai contoh, ada lima kotak kosong yang tersedia. Kelima kotak
kosong itu harus diisi (tidak boleh ada yang kosong). Kelima kotak kosong itu
hanya boleh diisi dengan angka 1,2,3,4,5. Ada berapa banyak cara untuk mengisi
kotak kosong? Dengan menggunakan rumus n! maka ada 5! = 120 permutasi.
2.7 Teori menaksir
2.7.1 Pendahuluan
Teori menaksir ini bagian dari
statistika induktif yang akan kita tinjau sekarang ialah mengenai cara-cara
menaksir.
Sering terdengar “diperkirakan setiap
harinya akan terjual sebanyak 30 unit barang”. Demikian pula “kira-kira ada 10%
dari barang yang dikirimkan tidak sampai kepada alamat”. Juga pernah orang
berkata “pukul rata setiap hari diperkirakan akan ada 18 pengunjung ke hotel
Anu”. Dan lain-lain pernyataan lagi yang pada dasarnya menyangkut masalah
penaksiran.
Mungkin para pembaca bertanya : “apakah
sebenarnya yang akan ditaksir itu menurut statistika?”. Jawabnya adalah “segala
sifat atau karakteristik yang menjelaskan tentang populasi”. Sifat-sifat
populasi itu ternyata perlu ditaksir, perlu diperkirakan, mengingat pada
umumnya, sebagaimana telah kita ketahui, sensus tidak selalu dapat dilakukan.
Meski sensus sekalipun terhadap populasi dilakukan, hasilnya belumlah tentu
selalu dapat dipakai untuk menyatakan sifat-sifat populasi yang diteliti secara
pasti. Berdasarkan pada apakah menkasir ini dilakukan? Mudah dimengerti
kiranya, bahwa dalam statistika, kita akan selalu menaksir kelakuan populasi
berdasarkan pada sifat atau karakteristik sampel yang di ambil dari populasi
yang bersangkutan.
Meskipun tadi dikatakan, bahwa yang akan
ditaksir itu segala sifat populasi, namun disini hanyalah akan dibicarakan
bagaimana cara-cara menaksir parameter populasi, Selama pada umumnya sifat
populasi sedikit banyak akan tertentu bila diketahui nilai-nilai parameternya.
Jadi dengan demikian daerah operasi kita dipersempit lagi , yakni akan menaksir
parameter populasi berdasarkan pada nilai-nilai statistik sampel yang diambil
dari populasi yang bersangkutan. Begitulah untuk pertama kali disini akan
dibicarakan bagaimana cara menaksir rata-rata populasi dan perbandingan populasi .
Dalam
penggunaan sehari-hari, ternyata ada dua cara menaksir. Pertama, hasil
penaksiran dikatakan oleh sebuah harga. Misalnya saja kita ingin menaksir
seberapa % dari pengunjung kesuatu took setiap hariyang berbelanja di took
tersebut. Umpamanya saja kita menaksir bahwa hanya 60% dari pengunjung ternyata
belanja di tokok itu. Taksiran demikian, yakni menaksir parameter populasi
(dalam hal ini persentase dari yang berbelanja ke took tersebut) yang
dinyatakan oleh hanya sebuah harga, disebut titik taksiran. Cara menaksir yang
kedua ialah dengan jalan menyatakan hasil penaksiran antara dua harga. Untuk
persentase para pengunjung yang berbelanja dalam contoh diatas, misalnya
sekarang kita dapat mengatakan bahwa antara 55% dan 65% dari pengunjung ke toko
itu yang berbelanja. Taksiran seperti ini dikenal dengan istilah daerah
taksiran atau interval taksiran.
Dalam pembicaraan tentang menaksir yang
kita tinjau disini, kedua cara tersebut diatas itulah yang digunakan.
2.7.2 Menaksir Rata-rata
Sesuai dengan pendahuluan dan pula
dengna judul bagian ini, maka jelaslah bahwa yang akan ditaksir itu adalah
nilai parameter rata-rata µ dari sebuah populasi yang sedang dipelajari.
Mudahlah dimengerti bahwa dalam menaksir nilai µ ini, akan digunakan sampel
yang akan diambil dari populasi yang bersangkutan. Tepatnya, akan menaksir µ
berdasarkan kepada statistic dari sampel itu. Statistic digunakan disini ialah
rata-rata sampel
. timbul pertanyaan sekarang:
“bagaimanakah harga taksiran untuk µ diperoleh?”. Sekarang sebuah sampel yang
berukuran n diambil secara acak dari populasi yang sedang dipelajari, hitunglah
berapa nilai rata-ratanya
nya. Ternyata, bahwa untuk menentukan titik
taksiran atau taksiran µ digunakan langsung nilai
dari sampel itu. Dengan kata lain
merupakan titik taksiran untuk µ.
Misalkan saja kiata ingin menaksir
berapa rata-rata waktu yang diperlukan oleh setiap orang untuk melihat-lihat
barang dalam etalase sebuah toko. Untuk keperluan ini, andaikan ada 100
pengunjung yang berhasil dicatat waktunya untuk melihat-lihat barang itu.
Sesudah dihitung, rata-rata waktu yang diperlukan oleh setiap orang dari ke 100
pengunjung itu ternyata 6,5 menit. Jika nilai
= 6,5 menit ini digunakan langsung untuk
mengatakan, bahwa pukul rata setiap pengunjung memerlukan waktu 6,5 menit untuk
melihat-lihat barang dalam etalase ditoko itu, maka dalam hal ini kita sudah
mengambil titik taksiran untuk µ.
Titik taksiran µ=6,5 menit ini adalah
berdasarkan kepada hasil sampel yang berukuran 100 tadi. Bagaimana jika ukuran
sampel yang digunakan bukan 100? Atau bila yang diteliti sebuah sampel lain
yang juga berukuran 100? Hasilnya pada umumnya akan diperoleh
yang berlainan! Dari kenyataan bahwa diperoleh
nilai
yang berlainan ini maka akibatnya titik taksiranpun
akan berlainan.
Timbul pertanyaan: berapa baikkah
kesesuaian antara nilai µ yang akan ditaksir dan nilai
yang digunakan untuk menaksir µ? Ternyata,
bahwa titik taksiran merupakan sebuah harga taksiran yang tidak terlalu
meyakinkan kepada si penaksir. Keraggu-raguan menkasir dengan cara ini,
terletak pada kenyataan bahwa dalam distribusi sampling rata-rata telah
diperoleh nilai µ
lah yang sama dengan µ, bukannya nilai
sendiri. Baru kita akan dapat mengharapkan
cukup dekat dalam menkasir µ oleh
apabila nilai n cukup besar. Hal ini
disebabkan, bahwa kekeliruan standar, 0/
makin kecil bila nilai n makin besar. Jelas
bahwa dalam hal melakukan sensus, kekeliruan standar ini akan minimum dan tentu
nya disini kita menghitung langsung harga µ.
Dalam teorid0istribusi sampling
rata-rata untuk n cukup besar, telah diperoleh bahwa distribusi
sangat mendekati distribusi normal dengan
rata-rata µ dan simpangan baku 0/
. Dengan menggunakan sifat tersebut
pulalah kita telah menghitung peluang nilai
untuk suatu sampel akan terletak antara dua
nilai yang diketahui. Apa yang telah kita lakukan ialah merubah nilai-nilai
batas
yang diketahui menjadi nilai standar z dengan
rumus XV yang berbentuk:
Parameter populasi ditulis dilambangkan
dengan Ɵ(dibaca tetha) dimana bisa merupakan rata-rata populasi (yaituÔ),
simpangan baku populasi (yaitu Ⱦ), dan bisa pula proporsi populasi (yaitu p)
pada percobaan binomial.
Statistik
dari sampel ditulis dengan dimana bisa merupakan rataan sampel (yaitu ),
simpangan baku sampel (yaitu S), dan bisa pula proporsi sampel
Dalam
statistika inferensi, statistik inilah yang dipakai untuk menaksir parameter dari
populasi.
Statistik yang digunakan untuk
mendapatkantaksiran titik disebut penaksir atau fungsi
keputusan.
Kelemahan
menaksir :
1. Menaksir theta (
) dengan (
) terlampau tinggi
2. Menaksir (
) dengan (
) terlampau rendah
Ciri-ciri
penaksir yang baik :
1. Tak bias, jika (
) (
)= 0
2. Bervarians minimum
3. Konsisten
Cara-cara
menaksir :
1. Dengan interval/selang taksiran, makin
besar selang taksiran, makin percaya.
2. Derajat/koefisien kepercayaan (
)=gamma
i.
Menaksir
rata-rata
a. Simpana baku (
) tidak diketahui
Populasi
berdistribusi normal
i.
ii.
b. Simpanan baku (
) tidak diketahui
Populasi
berdistribusi normal
i.
ii.
Kekeliruan
peluang untuk rata-rata
|
c. Simpanan baku (
) tidak diketahui
Populasi
tidak berdistribusi normal
Contoh
soal:
1. Sebuah sampel acak terdiri dari 100
mahasiswa telah diambil dari sebuah universitas. Lalu nilai IQ nya di catat
=112 dan s=10 koefisien kepercayaan
(
)=0,95
Jawab:
Dik :
112 s=10 (
)=0,95 dikarenakan N belum diketahui jadi nilainya
terlalu besar.
Dij :
ii. Menaksir proporsi
y=x
y=0
iii. Menaksir simpanan baku
2.8
Deret
Deret
adalah rangkaian bilangan yang ter susun, teratur dan memenuhi kaidah-kaidah
tertentu. Adapun untuk unsure dan pembentukan sebuah deret di sebut dengan
Suku. Dan keteraturan rangkaian bilangan yang membentuk sebuah deret adalah Pola
Perubahan.
Pembagian
Deret
1) Berdasarkan jumlah suku yang
membentuknya:
Ø Deret Berhingga adalah deret yang jumlah
suku-sukunya tertentu
Ø Deret tak Berhingga adalah deret yang
jumlah suku-sukunya tidak terbatas.
2) Berdasarkan pola perubahan
Ø Deret hitung (Aritmatika) adalah deret
yang perubahan suku-sukunya berdasarkan penjumlahan terhadap sebuah bilangan
tertentu. Bilangan yang membedakan suku-suku dari deret hitung di sebut “Pembeda”.
Ø Deret ukur (Geometri) adalah deret yang
perubahan suku-sukunya berdasarkan perkalian terhadap sebuah bilangan tertentu.
Bilangan yang membedakan suku-suku dari deret ukur di sebut “Pengganda”
Ø Deret Harmoni
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ada 2 pendekatan untuk menganalisis informasi berdasarkan
jenis informasi
yang diperoleh, yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif/analisis data kuantitatif adalah analisis yang berbasis pada kerja hitung-menghitung angka. Angka yang diolah disebut input dan hasilnya disebut output juga berupa angka. Analisis kualitatif/analisis data kualitatif adalah analisis yang berbasis pada kerja pengelompokan simbol-simbol selain angka. Simbol itu berupa kata, frase, atau kalimat yang menunjukkan beberapa kategori. Input maupun output analis data kualitatif berupa simbol, dimana outputnya disebut deskripsi verbal.
yang diperoleh, yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif/analisis data kuantitatif adalah analisis yang berbasis pada kerja hitung-menghitung angka. Angka yang diolah disebut input dan hasilnya disebut output juga berupa angka. Analisis kualitatif/analisis data kualitatif adalah analisis yang berbasis pada kerja pengelompokan simbol-simbol selain angka. Simbol itu berupa kata, frase, atau kalimat yang menunjukkan beberapa kategori. Input maupun output analis data kualitatif berupa simbol, dimana outputnya disebut deskripsi verbal.
Statistik adalah sebagai alat pengolah data angka. Stasistik
dapat juga
diartikan sebagai metode/asas-asas guna mengerjakan/memanipulasi data kuantitatif
agar angka berbicara. Pendekatan dengan statistik sering digunakan metode statistik
yaitu metode guna mengumpulkan, mengolah, menyajikan, menganalisis &
menginterpretasikan data statistik. Statistika dapat pula diartikan pengetahuan yang
berhubungan dengan pengumpulan data, pengolahan data, penganalisisan dan
penarikan kesimpulan berdasarkan data dan analisis. Jadi statistik adalah produk dari
kerjastatistika.
diartikan sebagai metode/asas-asas guna mengerjakan/memanipulasi data kuantitatif
agar angka berbicara. Pendekatan dengan statistik sering digunakan metode statistik
yaitu metode guna mengumpulkan, mengolah, menyajikan, menganalisis &
menginterpretasikan data statistik. Statistika dapat pula diartikan pengetahuan yang
berhubungan dengan pengumpulan data, pengolahan data, penganalisisan dan
penarikan kesimpulan berdasarkan data dan analisis. Jadi statistik adalah produk dari
kerjastatistika.
Statistika adalah ilmu yang mempelajari
bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan
mempresentasikan data.
Singkatnya, statistika adalah ilmu yang berkenaan dengan data. Istilah 'statistika'
(bahasa
Inggris: statistics) berbeda dengan
'statistik' (statistic). Statistika merupakan ilmu yang berkenaan dengan
data, sedang statistik adalah data, informasi, atau hasil penerapan algoritma
statistika pada suatu data.
Ada empat tipe
pengukuran atau skala pengukuran yang digunakan di dalam statistika,
yakni: nominal, ordinal, interval, dan rasio. Keempat skala pengukuran tersebut
memiliki tingkat penggunaan yang berbeda dalam riset statistik.
- Skala
nominal hanya bisa membedakan sesuatu yang bersifat kualitatif
(misalnya: jenis kelamin, agama, warna kulit).
- Skala
ordinal selain membedakan juga menunjukkan tingkatan (misalnya:
pendidikan, tingkat kepuasan).
- Skala
interval berupa angka kuantitatif namun tidak memiliki nilai nol mutlak
(misalnya: tahun, suhu dalam Celcius).
- Skala
rasio berupa angka kuantitatif yang memiliki nilai nol mutlak.
3.2 Daftar Pustaka
·
Sudjana.
2010. Statistic untuk Ekonomi dan Niaga jilid 1. Bandung: tarsito
·
Sudjana.
2010. Statistic untuk Ekonomi dan Niaga jilid 2. Bandung: tarsito
3.3 Saran
Menurut
saya selama mengajar ataupun selama menyampaikan materi pada mata kuliah
Statistik Bisnis Syari’ah, Ibu Mia cukup bagus dan dapat di mengerti, dan
sistim atau strategi yang di gunakannya juga cukup bagus, dan ada system
penilaian bagi yang ngomong ataupun bagi yang menjawab dan interaktif di kelas,
sehingga ada semangat bagi anak-anak di kelas untuk interaktif dan memperolah
nilai. Tetapi kalau boleh saya kasih saran pada saat menyampaikan atau pada
saat menulis di papan tulis, tulisannya jangan banyak yang di singkat, soalnya suka
ada banyak yang salah apabila kami menulis. Hanya itu mungkin saran yang bisa
saya berikan, saya rasa untuk yang lainnya seperti penyampaian materi sudah
cukup bagus.
ijin copas Kak ^_^
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTerimakasih.. tulisannya sangat bermanfaat.izin copas .
BalasHapusMy blog
sangat bagus....
BalasHapusMy blog
thanks
BalasHapusMy blog
mksh
BalasHapusMy blog
Terima kasih
BalasHapusKunjungi
cara download nya gimana ?
BalasHapus