BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Pemasar itu tidak homogen. Perusahaan tidak dapat berhubungan
dengan semua pelanggan di pasar yang besar, luas dan beraneka ragam.
Konsumenpun memiliki banyak dimensi dan sering dapat dikelompokan sesuai dengan
satu karakteristik atau lebih. Perusahaan perlu mengidantifikasi segmen pasar mana yang dapat dilayaninya
secara efektif. Keputusan-keputusan tersebut menurut pengertian yang tajam
tentang prilaku pelanggan dan pemikiran strategis yang cermat. Kadang-kadang
pemasar keliru mengejar segmen pasar yang sama seperti banyak perusahaan yang
mengabaikan beberapa segmen yang berpotensi menguntungkan. Setelah segmentasi atas produk telah ditetapkan, maka langkah berikutnya
adalah melakukan targeting atau membidik target market yang telah kita
pilih dalam analisa segmentasi pasar.
Untuk bersaing secara
efektif, bayak perusahaan sekarang merangkul pasar sasaran. Daripada
memencarkan usaha pemasaran mereka (pendekatan
“shotgun”), mereka berfokus pada para konsumen yang kemungkinan paling besar bisa
mereka puaskan (pendekatan “rifle”).
Langkah yang terakhir adalah menetapkan posisi pasar
(positioning). Langkah ini artinya
adalah menciptakan keunikan posisi produk dalam benak atau persepsi pelanggan
potensial yang akan dibidik.
B.
Rumusan masalah
a.
Apa yang dimaksud dengan segmentasi, targeting, positioning?
b.
Bagaimana segmentasi yang efektif?
c.
Apa manfaat segmentasi?
d.
Bagaimana cara menentukan target market dan positioning?
C.
Tujuan penulisan makalah
Mengetahui syarat segmentasi yang efektif, manfaat segmentasi, dan
cara menetukan target market serta posisi market.
BAB II
PEMBAHASAN
SEGMENTATION,
TARGETING, POSITIONING
Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran,
kebijaksanaan serta aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran dari
waktu ke waktu pada masing-masing tingkatan serta lokasinya. Untuk mencapai hasil pemasaran yang optimal, kita harus terlebih dahulu
melakukan segmentasi pasar atas produk yang akan kita jual. Segmentasi pasar (kegiatan memilah-milah
pasar) akan memberikan
kemudahan kepada bank atau perusahaan untuk menentukan pasar sasaran atau konsumen
yang akan dituju. Segmentasi pasar dapat dilakukan berdasarkan geografi,
demografi, psikografi atau berdasarkan perilaku.
Setelah segmentasi atas produk telah ditetapkan, maka langkah berikutnya
adalah melakukan targeting atau membidik target market yang telah kita
pilih dalam analisa segmentasi pasar. Dalam hal ini tentu saja serangkaian
program pemasaran yang dilakukan harus pas dengan karakteristik pasar sasaran
yang hendak kita tuju. Sehingga harus
dilakukan dengan hati-hati, sebab bila salah perhitungan berakibat fatal risiko
yang harus ditanggung.
Langkah yang terakhir adalah menetapkan posisi pasar
(positioning). Langkah ini artinya
adalah menciptakan keunikan posisi produk dalam benak atau persepsi pelanggan
potensial yang akan dibidik.
Penentuan posisi pasar juga harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian, dengan
pertimbangan yang matang. Penentuan posisi pasar dapat dilakukan atas dasar
atribut, kesempatan pengguna, kelas produk, atau langsung menghadapi pesaing.
skema segmentasi,
targeting dan positioning
A.
Segmentasi pasar
Segmentasi
pasar merupakan salah satu kunci yang menentukan sukses atau tidaknya suatu
perusahaan (bank).
Kotler dalam
bukunya “marketing management” mendefinisikan segmentasi pasar adalah proses
pengelompokan kedalam kelompok pembeli yang potensial yang memiliki kebutuhan
yang sama dan atau karakteristik yang disukai serta memperlihatkan hubungan
pembelian yang sama.
Kotler,
Kartajaya, Huan, dan Liu juga menyatakan bahwa segmentasi adalah melihat
pasar secara kreatif, segmentasi merupakan seni mengidentifikasi dan
memanfaatkan peluang-peluang yang muncul dipasar. Pada saat yang sama
segmentasi merupakan ilmu (science) untuk memendang pasar berdasarkan variabel
geografis, demografis, psikografis, dan perilaku.
Berdasarkan
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa segmentasi memiliki peran penting
dalam sebuah perusahaan karena beberapa alasan:
§ Segmentasi memungkinkan
perusahaan untuk lebih fokus dalam mengalokasikan sumber daya.
§ Segmentasi
merupakan dasar untuk menentukan komponen-komponen strategi.
§ Segmentasi yang
disertai dengan pemilihan target market akan memberikan acuan dalam penentuan positioning.
§ Segmentasi
merupakan faktor kunci untuk mengalahkan pesaing, dengan memandang pasar dari
sudut yang unik dan cara yang berbeda dari yang dilakukan pesaing. Sehingga
segmentasi dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda
yang mungkin memerlukan produk atau ramuan pemasaran tersendiri.
Bank dalam
menjual produknya kepada nasabah membagi pasar menjadi beberapa jenis sesuai
dengan kriteria yang diinginkan. Pembagian pasar akan memudahkan bank dalam
menentukan nasabah atau konsumen sasarannya.
Segmentasi
pasar harus dilakukan karena pada umumnya pasar untuk suatu produk atau jasa
mempunyai banyak perbedaan, terutama dalam hal kebutuhan, keinginan dan daya
beli. Dengan melakukan segmentasi pasar, perusahaan akan lebih mudah melayani
berbagai kebutuhan dan keinginan pasar tersebut.
v
Level dan Pola Segmentasi Pasar
Starting point dari segmentasi adalah mass market (pemasaran masal). Namun
mass market ini terlalu beragam dan sulit untuk menetapkan target market
dengan program pemasaran tunggal, dengan demikian pasar tersebut perlu disegmen
menjadi kelompok-kelompok yang homogen.
Didalam mass
marketing program pemasaran dilakukan secara masal, seperti distribusi
masal, promosi masal, dan lainnya atau dengan kata lain satu produk untuk
semua. Ia menciptakan potensi pasar yang tersebar, yang akan menghasilkan biaya
yang lebih rendah dengan keuntungan lebih tinggi. Namun pada kenyataannya pasar
itu terpecah-pecah, sehingga pemasaran massal sulit dilaksanakan. Hal inilah
yang memacu keharusan melakukan segmentasi pasar. Akan tetapi mass marketing
tidak selalu sukses dalam melayani pasarnya karena satu program pemasaran tidak
bisa melayani pasar yang heterogen sehingga perlu dilakukan langkah-langkah
sebgai berikut:
Ø Pemasaran
segmen
Segmentasi
pasar memiliki beberapa keuntungan dibandingkan mass marketing
antara lain perusahaan dapat menciptakan
produk dan layanan yang cocok atau sesuai dengan target market. Perusahaan
dapat merancang, menetapkan harga, menyingkapkan, dan menyerahkan produk atau
jasa secara lebih baik untuk memuaskan pasar sasaran.[1]Perusahaan
juga akan lebih mudah dalam menetapkan komunikasi pemasaran.
Ø Pemasaran
relung (ninche marketing)[2]
Pada niche
marketing lebih fokus terhadap ceruk-ceruk pasar yang belum dilayani dengan
baik. Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi segmen yang sudah ada menjadi
sub-segmen yang lebih kecil. Para pemasar relung biasanya dianggap sangat
memahami kebutuhan pelanggan. Ciri yang menarik dari niche market
adalah:
·
konsumen ini mau membayar dengan harga yang premium (membayar harga
tambahan) kepada perusahaan yang dapat memuaskan mereka dengan baik.
Contoh: produk perawatan diri serba alamiah Tom’s of Maine
kadang-kadang menuntut 30% harga tambahan untuk pasta giginya karena produknya
unik, ramah lingkungan, dan program dana kemanusiaan yang menarik bagi konsumen
yang sudah dimatikan oleh perusahaan besar.
·
Niche market
memiliki pertumbuhan yang potensial dan porfitable sehingga perusahaan
dapat melayani segmen ini.
·
Pelanggan di relung itu memiliki kumpulan kebutuhan yang
bener-benar berbeda.
Segmen
biasanya cukup besar dan karena itu umumnya menarik beberapa pesaing, sedangkan
relung cukup kecil dan umumnya hanya menarik satu atau dua pesaing. Ketika
efisiensi meningkat relung yang tampak lebih kecil lebih mampu menghasilkan
laba.
Ø Pemasaran lokal[3]
Pemasaran bersasaran menghasilkan program pemasaran yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan kelompok pelanggan lokal (wilayah
perdagangan, lingkungan sekitar, bahkan toko tertentu). Contoh: citibank
menyediakan bauran pelayanan perbankan di cabang-cabangnya, yang bergantung
pada kondisi demografis di lingkungan sekitar bank tersebut. Kraft membantu
jaringan pasar swalayan untuk mengidentifikasi aneka ragam keju di toko-toko
berpenghasilan rendah, berpenghasilan menengah, dan berpenghasilan tinggi.
Serta masyarakat dengan etnis yang berbeda-beda.
Ø Pasar individu[4]
Sementara itu pada pasar individu merupakan bagian terakhir dalam
segmen, setiap individu memiliki keunikan masing-masing. Pasar individu dikenal
juga dengan customized marketing atau one marketing dimana
konsumen dilayani secara individu. Perusahaan dapat melayani pasar individu
secara customize sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen seperti yang
mereka harapkan.
Contoh[5]: perusahaan jepang Paris
Miki, salah satu pengecer kaca mata terbesar di dunia, menggunakan
rancangan yang mengambil gambar digital wajah pelanggan. Pelanggan
menggambarkan gaya yang diinginkannya –sportif, elegan,tradisional- dan sisitem
menayangkan alternatif pada fotografi yang terkomputerisasi. Setelah menyeleksi
bingkai, pelanggan juga memilih alas hidung, engsel, dan gagang. Kacamatapun
siap dalam satu jam.
v Segmentasi
Pasar Konsumen
Dalam melakukan
segmentasi pasar, terdapat beberapa cara. Segmentasi dapat dilakukan
berdasarkan geografis, demografis, psikografis dan perilaku yang dapat digunakan
secara tersendiri atau gabungan. Kemudian memeriksa apakah segmen-segmen
konsumen itu menunujukan kebutuhan atau tanggapan produk yang berbeda. Contohnya;
memeriksa perbedaan sikap kelompok “profesional”, “kelompok kerah biru” dan
kelompok lain terhadap, misalnya, “keamanan” sebagai manfaat mobil[6].
Ø Segmentasi
geografis
Pada
segmentasi georafis pengelompokan dilakukan berdasarkan faktor geografinya.
Seperti negara, negara bagian, wilayah, provinsi, kota, atau lingkungan rumah tangga.
Contoh: berdasarkan daerah asal atau tempat tinggal mahasiswa dapat
dikelompokkan menjadi kelompok mahasiswa yang berasal dari dalam kota Padang,
luar kota Padang dalam propinsi Sumatera Barat dan luar kota Padang luar
Propinsi Sumatera Barat.
Ø Segmentasi demografis
Pada segementasi demografi pengelompokan
dilakukan berdasarkan variabel usia, jenis kelamin dan pekerjaan mahasiswa
program MM.
Ø Segmentasi Psikografis
Pada Psychographic segemtation pengelompokan didasarkan pada:
o
karakteristik setiap konsumen, seperti motivasi, kepribadian, persepsi,
interest, minat dan sikap.
o
Consumer responses (respon
konsumen) yang terdiri dari Benefit segmentation (segmentasi
manfaat) yaitu pengelompokan yang di dasarkan kepada manfaat yang diharapkan
konsumen dari suatu produk atau jasa, use occasion (saat pemakaian) dan Brand
atau merek. Dengan ini konsumen akan dikelompokkan berdasarkan respon mereka
terhadap produk atau jasa, seperti ada konsumen yang mementingkan kualitas dan
ada konsumen yang mementingkan harga yang murah.
Ø Segmentasi Sosioekonomi[7]
Segmentasi Sosioekonomi
terdiri dari pendapatan, pendidikan, kelas sosial, agama, kebangsaan dan etnik
Selanjutnya Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu
(2003) mengelompokkan pendekatan dalam melakukan segmentasi pasar menjadi tiga,
yaitu :
§
Static Atribut Segmentation
Static
Atribut Segmentation mengelompokkan pasar berdasarkan
atribut-atribut statis yang serupa, yang tidak selalu mencerminkan perilaku
pembelian atau penggunaan dan tidak secara langsung mempengaruhi keputusan
konsumen dalam membeli. Jenis atribut ini mencakup variabel geografi dan
demografi.
§
Dynamic Atribut Segmentation
Dynamic
Atribut Segmentation mengelompokkan pasar berdasarkan atribut
dinamis yang serupa, atau atribut-atribut yang mencerminkan karakteristik
konsumen. Karena alasan inilah dynamic atribut segmentation lebih unggul
dibandingkan static atribut segmentation, sebab atribut ini lebih
mengarah kepada perilaku pembelian, metode ini dapat memberikan informasi yang
berharga bagi perumusan strategi pemasaran yang cocok untuk mempengaruhi perilaku konsumen tersebut. Atribut ini mencakup variabel psikografis dan
behavioral.
§
Individual Segmentation
Individual
Segmentation mengelompokkan pasar atas unit terkecil atau
individu.
v Syarat Segmentasi Yang Efektif
Menurut Kotler (2003) syarat segmentasi yang
efektif adalah:
1.
Measurable (terukur)
Measurable
berarti segmen pasar harus dapat membantu perusahaan dalam mengukur potensi
pasar, daya beli konsumen serta ukuran alokasi sumberdaya.
2. Substansial (banyak)
Substansial berarti
segmen tersebut harus besar dan profitable untuk dilayani.
3. Accessible (dapat diakses)
Accessible berarti
segemen tersebut harus mudah dijangkau untuk dilayani.
4. Differentiable (dapat
dibedakan)
Differentiabel berarti
segmen tersebut dapat dibedakan dengan jelas.
5.
Actionable (dapat dilayani)
Actionable berarti
segmen tersebut dapat dijangkau atau dilayani dengan sumber daya yang dimiliki
perusahaan.
v Manfaat Segmentasi
Menurut Weinstein, 1994
dalam Ariwibowo, 2003, secara umum segmentasi bermanfaat untuk meningkatkan
posisi kompetisi perusahaan dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada
konsumen. Lebih lanjut Weinstein (1994) mengemukan secara
terperinci tentang 4 manfaat segmentasi, yaitu:
1. Designing responsive products to meet the needs
of the market place. Melalui
penelitian preferensi konsumen, perusahaan berjalan ke arah penyelesaian konsep
marketing yaitu kepuasan konsumen yang akan membawa keuntungan. Perusahaan
menempatkan konsumen sebagai yang utama, kemudian mendisain dan menyeleksi produk
untuk kepuasan konsumen.
2. Determining effective and cost efficient
promosional strategies. Segmentasi sebagai alat perencanaan merupakan
alat identifikasi dan analisa yang berharga untuk mengembangkan communication
mix, sehingga dapat dipilih alat promosi yang sesuai untuk menargetkan pada
media yang tepat.
3. Evaluating market competition in partikular the
companys market position. Riset segmentasi menyediakan a competitive
intelegence mechanism untuk mengakses dan membandingkan perusahaan agar
sesuai dengan standar.
4. Providing insight on present marketing
strategies. Segmentasi sangat penting untuk melakukan
evaluasi secara periodik terhadap marketing strategi perusahaan saat ini dengan
cara memanfaatkan peluang baru dan menghindarkan dari adanya potensi terhadap
ancaman.
Secara garis
besar, dasar-dasar segmentasi pasar dijelaskan sebagai berikut:[8]
1.
Orang dengan keinginan: segmentasi dapat dilakukan menurut dasar
geografis dan demografis.
2.
Adanya uang untuk dibelanjakan: segmentasi dilakukan berdasarkan
daya beli konsumen (distribusi pendapatan).
3.
Kemauan untuk membelanjakan: segmentasi dilakukan dengan melihat
perilaku beli konsumen.
Di samping mengacau pada beberapa dasar segmentasi di atas pemasar
dapat melakukan pembedaan segmentasi preferensi. Tiga pola yang berbeda dapat
muncul:[9]
1.
Preferensi homogen (homogenous preference), merupakan
pola yang menunjukan bahwa konsumen memiliki preferensi yang sama terhadap
produk atau jasa yang ditawarkan, menunjukan suatu pasar dimana semua konsumen
secara umum memiliki preferensi yang sama.
2.
Preferensi yang tersebar (diffused perference), merupakan
pola yang menunjukan bahwa konsumen memilki preferensi yang beragam terhadap
suatu produk atau jasa yang ditawarkan.
3.
Preferensi terkelompok (cluster preference), merupakan pola
yang menunjukan bahwa konsumen memiliki preferensi yang berkelompok-kelompok.
Dimana konsumen yang berada dalam satu kelompok memiliki kesamaan preferensi.
Menurut
Kotler (2003) bahwa prosedur segmentasi ada tiga tahap yaitu:[10]
1.
Survey stage
Survey
stage merupakan tahap
melakukan ekplorasi baik melalui focus group discussion atau dengan
wawancara terhadap beberapa kelompok konsumen
untuk memperoleh keterangan mengenai motivasi, sikap dan prilaku masyarakat.
Dengan adanya gambaran awal tentang preferensi konsumen peneliti dapat menggali
lebih lanjut dengan menggunakan kuesioner.
2.
Analysis stage
Analysis
stage merupakan tahap
analisis terhadap informasi yang telah diperoleh melalui survey. Analisis dapat
dilakukan dengan menerapkan analisis faktor untuk menelaah variabel-variabel
mana yang berkolerasi tinggi kemudian menerapakan analisis cluster untuk
menciptakan atau mengetahui kelompok-kelompok pasar yang secara signifikan
memiliki perbedaan karakteristik.
3.
Profiling stage
Profiling
stage merupak tahap
untuk mengindentifikasi profil masing-masing cluster yang terbentuk.
Dengan ini akan teridentifikasi perbedaan masing-masing cluster berdasarkan
sikap dan prilaku, demografi, psikografi, manfaat atau value yang
diharapkan dari sebuah produk, kemudian masing-masing cluster di beri
nama berdasarkan karakteristik yang menonjol (Fanggidae, 2006).
Secara
garis besar ada tiga pendekatan dalam segmentasi pasar bank, yaitu:
1.
Pemasaran tanpa pembedaan
Pendekatan
dengan tidak menggunakan segmentasi atas satu jenis produk untuk sewmua
kelompok konsumen, misalnya bank syariah menawarkan produk tabungan iB kepada
semua segmen lapisan masyarakat. Dalam hal produk tabungan iB bank syariah
tidak melakukan pembedaan apakah masyarakat yang ditawarkan adalah nasabah
menengah bawah ataukah menengah atas, semua nasabah ditawarkan produk tabungan.
Pemasaran tanpa pembedaan
perusahaan
pelanggan
2.
Pemasaran dengan pembedaaan
Pemasaran (bank) merancang dan memproduksi beberapa jenis produk
untuk dipasarkan ke beberapa segmen. Misalnya bank BNI syariah memasarkan
beberapa produk kepada berbagai kelompok konsumen/nasabah:
§ Tabungan
§ Deposito
§ Giro
§ Kartu hasanah
§ Gadai syariah
Pemasaran dengan pembedaan
Perusahaan
pelanggan
3.
Pemasaran terkonsentrasi
Perusahaan (bank) mengkonsentrasikan pada satu atau dua macam
produk yang dimiliki kemudian diikuti
dengan kegiatan pemasaran yang hanya dikonsentrasikan pada satu atau dua segmen
saja.
Pemasaran terkonsentrasi
Perusahaan
pelanggan
Dalam melakukan segmentasi, ada beberapa langkah yang perlu diikuti,
yaitu:
§ Pendefinisian
pasar yang ingin dimasuki.
§ Identifikasi
dasar/basis alternatif untuk segmentasi.
§ Pengujian basis
tersebut dan memilih dasar-dasar yang terbaik untuk segmentasi.
§ Identifikasi
segmen pasar individu, menunjukan daya tariknya dan seleksi akan segmen yang
menjadi target secara spesifik.
Segmentasi berdasarkan resfon konsumen; yakni mengelompokan pembeli
berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap
suatu produk.
1.
Segmentasi benefit,
diasumsikan bahwa manfaatlah yang dicari konsumen dari produk atau jasa yang akan
mereka pilih.
2.
Segmentasi penggunaan,
memfokuskan pada tipe dan batasan penggunaan, seperti heavy user, medium
user, occasional user, ataupun non user bagi jasa tersebut.
3.
Segmentasi respon promosional, lebih menitik beratkan pada bagaimana nasabah merespon aktivitas
promosi tertentu dari perusahaan.
4.
Segmentasi loyalitas atau kesetiaan.
§ Hard-core
loyals: setia pada
satu merek tertentu apapun bentuk model dan harganya.
§ Soft-core
loyals: setia
terhadap dua atau tiga merek tertentu.
§ Shifting loyals: memakai secara bergantian merek atau menggilir perusahaan yang
disukai.
§ Switchers: tidak loyal atau tidak terpaku pada merek tertentu sehingga ia
dapat dengan mudah mengganti produk yang dikonsumsi dengan merek lain.
5.
Segmentasi jasa,
yaitu dengan melakukan fokus perhatian terhadap apakah penawaran jasa bisa
dibedakan, apakah sebuah produk memiliki level jasa yang sama, bisakah
mengelompokan konsumen diidentifikasikan dengan permintaan jasa yang sama.
Ada 4 segmen secara global dalam berbagai industri, yaitu:
1.
Company loyal
Artinya, nasabah yang memiliki loyalitas yang tinggi terhadap
perusahaan atau merek tertentu.
2.
Competitive
Artinya, nasabah atau pelanggan sekarang ini memiliki peluang atau
bepotensi pindah ke perusahaaan lain yang mampu menawarkan produk yang lebih
kompetitif dan menarik.
3.
Switchable
Artinya, adanya kemungkinan beralihnya nasabah perusahan pesaing ke perusahaan yang kita
kelola.
4.
Competitior loyal
Artinya, nasabah yang memiliki loyalitas tinggi terhadap perusahaan
pesaing.
Segmentasi berdasarkan karakteristik konsumen
B.
Targeting Pemasaran
Targeting
adalah proses penyeleksian produk, baik barang maupun jasa atau pelayanan
terbaik sehingga benar-benar berada pada posisi yang terbaik guna mencapai
keberhasilan. Setelah perusahaan mengidetifikasikan peluang segmen pasar,
selanjutnya adalah mengevaluasi beragam segmen tersebut untuk memutuskan segmen
mana yang menjadi target market. Dalam mengevaluasi segmen pasar yang berbeda
perusahaan harus melihat dua faktor yaitu daya tarik pasar secara keseluruhan
serta tujuan dan sumber daya perusahaan (Kotler, 2003). Perusahaan harus
melihat apakah suatu segmen potensial memiliki karakteristik yang secara umum
menarik seperti ukuran, pertumbuhan, profitabilitas, skala ekonomi, resiko yang
rendah dan lain-lain. Perusahaan juga perlu mempertimbangkan apakah berinvestasi
dalam segmen tersebut masuk akal dengan mempertimbangkan tujuan dan sumber daya
perusahaan.
Selanjutnya Kotler, Kartajaya, Huandan Liu (2003) menyatakan ada
tiga kriteria yang harus dipenuhi perusahaan pada saat mengevaluasi dan
menentukan segmen mana yang akan dijadikan target. Pertama, perusahaan
harus memastikan bahwa segmen pasar yang dibidik itu cukup besar dan akan cukup
menguntungkan bagi perusahaan. Perusahaan dapat saja memilih segmen yang kecil
pada saat sekarang namun segmen itu mempunyai prospek menguntungkan dimasa
datang. Sehubungan dengan ini perusahaan harus menelaah kompetisi yang ada di
sektor tersebut dan potensinya untuk tumbuh karena akan berkaitan juga dengan
ukuran dan pertumbuhan target segmen perusahaan.
Kedua adalah bahwa
strategi tegeting itu harus didasarkan pada keunggulan kompetitif perusahaan
yang bersangkutan. Keunggulan kompetetif merupakan cara untuk mengukur apakah
perusahaan memilih kekuatan dan keahlian yang memadai untuk menguasai segmen
pasar yang dipilih sehingga memberikan value bagi konsumen. Untuk
menghasilkan value yang unggul tidak cukup hanya memiliki sumber daya
yang memadai tetapi harus didikung dengan kapabilitas, kompetensi inti, dan
keunggulan kompetitif untuk melaksanakan diferensiasi yang ditujukan untuk
memenangkan kompetisi tersebut. Perusahaan juga harus menganalisis dari dekat
apakah segmen pasar yang dipilih telah sejalan dan mendukung tujuan perusahaan
jangka panjang.
Ketiga adalah bahwa
segmen pasar yang dibidik harus didasarkan pada situasi persaingannya. Beberapa
faktor yang dipertimbangkan disini antara lain intensitas persaingan segmen,
potensi masuknya pemain baru, hambatan masuk industri, keberadaan produk-produk
pengganti, kehadiran produk-produk komplementer serta pertumbuhan kekuatan
tawar menawar pembeli maupun pemasok. Dengan menggunakan beberapa kriteria di
atas perusahaan dapat menemukan kesesuaian perusahaan dengan segmen pasar yang
tepat.
Langkah-langkah perusahaan yang dilakukan dalam targeting:
1.
Mengevaluasi segmen-segmen pasar, ada tiga faktor yang
diperlihatkan, yaitu:
a.
Pertumbuhan dan besarnya segmen
b.
Daya tarik struktural segmen
c.
Menyeleksi segmen pasar berdasarkan sumber daya yang dimiliki bank
Ada lima contoh (pola) dalam menyeleksi pasar sasaran, yaitu :
1)
Peserta saingan industri (industry competitor’s)
2)
Pendatang baru potensial (potential entrants)
3)
Produk pengganti (subtitutes)
4)
Pembeli (buyers)/nasabah
5)
Pemasok (suppliers)
Menurut kekuatan tersebut dapat merupakan ancaman, yaitu :
1)
Ancaman adanya persaingan intensif dalam segmen
2)
Ancaman pendatang baru
3)
Ancaman produk subtitusi
4)
Ancaman meningkatnya kekuatan tawar menawar nasabah
5)
Ancaman meningkatnya kekuatan tawar menawar pemasok.
2.
Pemilihan pasar sasaran
Memilih
segmen adalah menentukan satu atau lebih segmen yang emiliki nilai tinggi bagi
perusahaan. Kemudian menentukan segmen mana dan berapa banyak yang dapat
dilayani. Pemilihan segmen dapat dilakukan dengan cara-cara: pertama membagi
pemasaran menjadi:
a.
Pemasaran serbasama
b.
Pemasaran serbaneka
c.
Pemasaran terpadu
v Menentukan Target Market
Menurut Kotler, 2003, dalam menetapkan target
market perusahaan dapat mempertimbangkan lima pola Product specialization atau alternatif pemilihan pasar sasaran, yakni:
a.
Spesialisasi selektif ( selective specialization)
Merupakan
cara untuk memilih sejumlah segmen yang menarik dan sesuai dengan tujuan bank.
Bank akan memilih sejumlah segmen dari sekian banyak segmen, yang sesuai dengan
tujuan dan sumber daya yang dimiliki oleh bank. Perusahaan lebih bisa mencapai
posisi yang kuat disatu segmen, dengan pengetahuan yang baik terhadap kebutuhan
segmen sehingga bisa diperoleh keuntungan. Namun, konsentrasi di satu segmen
mempunyai potensi resiko yang cukup besar, sehingga alasan inilah yang
mendasari perusahaan untuk memilih lebih dari satu segmen.
b.
Spesialisasi produk (product specialization)
Product
spesialization maksudnya
perusahaan berkonsentrasi membuat produk khusus atau tertentu. melalui, cara
ini, perusahaan membangun reputasi yang kuat di produk yang spesifik. Namun
resikonya tetap ada, yaitu apabila terjadi kekurangan bahan untuk pembuatan
produknya atau keterlambatan melakukan perubahan teknologi. Bank akan mengkonsentrasikan
pada satu produk tertentu yang dibutuhkan oleh berbagai kelompok segmen. Jadi
perusahaan tidak akan membuat produk lain bagi aneka ragam kelompok segmen
tersebut. Tujuannya untuk menghindari resiko terlalu besar.
c.
Spesialisasi pasar ( market specialization)
Bank
akan menyediakan berbadai macam produk untuk satu kelompok pasar saja. Di sini
terkait dengan fokus bank apakah konsentrasi pada ritel atau korporat, misalkan
bank fokus pada sektor korporat maka bank akan menyediakan berbagai fasilitas
perbankan yang dapat membantu kemudahan transaksi sektor korporat ini.
d.
Peliputan pasar secara menyeluruh (full market coverage)
Perusahaan
berusaha melayani semua kelompok dengan produk yang dibutuhkan. Namun, hanya
perusahaan besar yang bisa melakukannya. Untuk menciptakan kepuasan konsumen,
pemasar dapat melakukan diferensiasi dan menghasilkan lebih banyak penjualan
daripada tidak melakukan diferensiasi,
namun diferensiasi dapat meningkatkan biaya perusahaan.
Selain itu menurut Kotler, 2003 ada pertimbangan
tambahan yang perlu diperhatikan perusahaan dalam mengevaluasi dan memilih
segmen yaitu:
·
Pilihan etika atas pasar sasaran. Dalam
menetapkan target market perusahaan hendaknya tidak menimbulkan pertentangan,
seperti mngambil keuntungan dari kelompok yang rapuh seperti anak-anak atau
mempromosikan produk yang berbahaya. Karena dalam pasar sasaran masalahnya
bukanlah siapa yang dipilih sebagai target tapi bagaimana dan untuk apa. Pasar
yang memiliki tanggungjawab sosial mengharuskan segmentasi dan target pasar
yang melayani tidak hanya untuk kepentingan industri saja tetapi juga
kepentingan mereka yang dijadikan sasaran.
·
Interelasi dan segmen super. Segmen super
adalah sekumpulan segmen yang memiliki kesamaan yang dapat dieksploitasi,
sehingga perusahaan akan bijaksana jika memilih segmen super daripada segmen di
dalam segmen super karena perusahaan tidak memiliki keunggulan kompetitif
terhadap industri-industri yang telah berada dalam segmen super.
·
Rencana serangan segmen per segmen. Pesaing
tidak boleh tahu segmen mana yang dituju oleh perusahaan. Jika diketahui maka
perusahaan harus mencari jalan keluar untuk menerobos yakni dengan cara
menyerang pasar tertutup dengan pendekatan mega marketing artinya koordinasi
strategis keahlian ekonomi, psikologis, politik dan hubungan masyarakat untuk
memasuki atau beroperasi dalam pasar tertentu.
·
Kerjasama antar segmen. Cara terbaik untuk
mengelola segmen adalah kerjasama antara SDM di dalam perusahaan untuk
membangun bisnis segmen perusahaan.
C.
Positioning
Menurut Milton M. Presley menyatakan dengan kata lain positioning adalah
bagaimana sebuah produk dimata konsumen dapat dibedakannya dengan produk pesaing. Dalam hal ini
termasuk barnd image, manfaat yang dijanjikan serta competitive
advantage. Inilah alasan kenapa konsumen memilih produk suatu perusahaan
bukan produk pesaing.
Menurut Fanggidae, 2006, positioning adalah
suatu strategi dalam kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk menciptakan
perbedaan (differents), keuntungan (advantages), manfaat (benefit)
yang membuat konsumen selalu ingat dengan suatu produk. Dengan kata lain
sebagai usaha menempatkan sesuatu dalam pikiran orang dengan terlebih dahulu
memberikan informasi tentang segala sesuatu seperti fasilitas, program yang
diberikan, dosen yang dimiliki dengan cara penyuguhan kualitas pelayanan dan
bagaimana mempresentasikannya.
Selanjutnya Kotler, Kartajaya, Huan dan liu,
2003 menyatakan positioning sebagai ”the strategy for leading your
cutomers credibly” yaitu suatu strategi untuk membangun kepercayaan,
keyakinan dan kompetensi bagi konsumen. Positioning adalah mengenai
bagaimana perusahaan mendapatkan kepercayaan pelanggan untuk dengan sukarela
mengikuti perusahaan.
Selanjutnya Yoram Wind, dalam Kotler et all
2003 menyatakan positioning sebagai reason for being yaitu bagaimana
mendefinisikan identitas dan kepribadian perusahaan di benak konsumen.
Perusahaan harus mempunyai kredibilitas di benak konsumen untuk itu konsumen
perlu dibimbing. Positioning tidak sekedar membujuk dan menciptakan
citra dalam benak pelanggan, tetapi juga bagaimana merebut kepercayaan
pelanggan. Positioning menyangkut menciptakan “being” dalam benak konsumen dan membimbing mereka
dengan penuh kredibilitas. Selanjutnya positioning merupakan sebuah
janji yang dibuat perusahaan kepada konsumen. Janji tersebut harus ditepati dan
kemampuan perusahaan untuk menepati janji merupakan bagian yang vital dan
strategi. Karena alasan inilah, positioning yang tepat merupakan hal
yang krusial bagi keberhasilan akhir perusahaan.
v
Cara
Menentukan Positioning
Untuk menentukan posisi pasar janganlah dilakukan
secara sembarangan, akan tetapi perlu dilakukan strategi yang benar, sehingga
posisi pasar yang diinginkan tepat pada sasarannya. Strategi penentuan posisi
pasar dapat dilakukan sebagai berikut:[11]
1.
Atas dasar atribut
Atas dasar atribut didasarkan pada penentuan atribut
produk tertent, misalnya bunga rendah atau tinggi baik untuk simpanan maupun
pinjaman.
2.
Kesempatan pengguna
Simpanan diposisikan sebagai kas atau tempat mengamankan
uang atau tempat untuk melakukan investasi.
3.
Menurut pengguna
Produk diposisikan berdasarkan penggunaan produk
tersebut. Misalnya, tabungan untuk umum atau tabungan haji.
4.
Langsung menghadapi pesaing
Produk diposisikan sebagai sesuatu yang lebih baik
dibandingkan pesaing kita, misalnya, bank kami nomor satu atau yang terbaik.
5.
Kelas produk
Maksudnya produk tersebut ditujukan kepada kelompok
tertentu, misalnya kredit ekonomi lemah atau kredit ekonomi kuat.
Dalam menentukan positionig ada empat
tahap yaitu: identifikasi target, menentukan frame of reference pelanggan (siapa
diri), merumuskan point of differentiation —Mengapa
konsumen memilih perusahaan, menetapkan keunggulan kompetitif produk — bisa
dinikmati sebagai sesuatu yang beda (Kotler, 2003)
Menurut Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu, 2003
ada empat kriteria yang dapat dilakukan perusahaan untuk menentukan positioning.
Pertama adalah kajian terhadap konsumen (cutomer). Disini positioning
harus mendeskripsikan value bagi konsumen karena positioning
mendeskripsikan value yang unggul. Selain itu positioning merupakan penentu penting bagi konsumen pada
saat memutuskan untuk membeli.
·
Kriteria kedua didasarkan atas kajian pada
kapabilitas perusahaan (company). Disini positioning harus mencerminkan
kekuatan dan keunggulan kompetitif perusahaan. Seperti lokasi yang strategis.
·
Kriteria ketiga didasarkan atas kajian pada
pesaing (competitor). Disini positioning harus bersifat unik,
sehingga dengan mudah dapat mendiferensiasikan diri dari para pesaing.
·
Kriteria keempat didasarkan atas kajian
terhadap perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis (change).
Dikatakan bahwa positioning harus berkelanjutan dan selalu relevan
dengan berbagai perubahan lingkungan bisnis. Positioning pada hakikatnya
adalah menanamkan sebuah persepsi, identitas dan kepribadian di dalam benak
konsumen. Untuk itu agar positioning kuat maka perusahaan harus selalu
konsisten dan tidak berubah. Karena persepsi, identitas dan kepribadian yang
terus menerus berubah akan menimbulkan kebingungan di benak konsumen dan
pemahaman mereka akan tawaran perusahaan akan kehilangan fokus.
Memilih dan melaksanakan strategi penentuan posisi pasar
perlu dilakukan dengan berbagai tahap agar hasil yang diharapkan optimal.
Tahapan dalam memilih dan melaksanakan strategi penentuan posisi pasar sebagai
berikut:[12]
1.
Identifikasi keunggulan kompetitif
2.
Memilih keunggulan kompetitif yang tepat
3.
Mewujudkan dan mengomunikasikan posisi yang dipilih
Dalam
mengkomunikasikan positionig sebuah produk perusahaan harus memperhatikan
faktor-faktor di bawah ini:[13]
·
Be creative
Be
craetif maksudnya adalah bahwa perusahaan harus
kreatif untuk mencuri perhatian konsumen atau target market.
·
Simplicity
Simplicity
maksudnya adalah komunikasi yang disampaikan harus sesederhana dan sejelas
mungkin
·
Consistent yet flexible
Consistent
yet flexible maksudnya adalah perusahaan harus konsisten
dan melihat kondisi.
·
Own, dominate, protect
Own,
dominate, protect maksudnya adalah dalam komunikasi perusahaan
harus memiliki satu atau beberapa kata ampuh di benak pelanggan
·
User their language
User
their language maksudnya adalah dalam mengkomunikasikan
positioning perusahaan harus menggunakan bahasa pelanggan.
D. Diferensiasi
Menurut Porter dalam Kotler et all, 2003,
hakikat dari positioning adalah penciptaan posisi yang unik dan
bernilai, yang melibatkan sekumpulan aktifitas yang berbeda dari yang dipilih
pesaing.
Selanjutnya Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu,
2003, menyatakan diferensiasi merupakan tindakan merancang seperangkat
perbedaan yang bermakna dalam tawaran perusahaan. Tawaran tersebut harus
dipersepsikan oleh konsumen sebagai hal yang berbeda, namun harus benar-benar
berbeda dalam hal content, context dan infrastrukturnya.
Content adalah dimensi diferensiasi yang menunjukkan value
yang ditawarkan kepada pelanggan. Ini merupakan bagian tangible dari
diferensiasi. Contex merupakan dimensi yang menunjuk pada cara
perusahaan menawarkan produk. Ini berhubungan dengan usaha-usaha perusahaan
untuk membantu konsumen mempersepsikan tawaran perusahaan dengan cara berbeda
dari tawaran pesaing. Dimensi terakhir menunjuk pada infrastruktur seperti
teknologi, SDM dan fasilitas yang digunakan untuk menciptakan diferensiasi content
dan context.
Proses diferensiasi dapat dilakukan dalam tiga
tahap (Kotler, 2000): pertama dengan menemukan model nilai konsumen. Perusahaan
harus membuat semua daftar produk dan jasa yang mempengaruhi persepsi konsumen
yang menjadi target market terhadap value. Kedua dengan membangun
hirarki nilai pelanggan, perusahaan harus menyusun setiap faktor kedalam satu
kelompok dari empat kelompok yaitu: Basic (dasar), expected
(harapan), desired (keinginan) dan unanticipated (kejutan). Yang
ketiga adalah menemukan sepaket nilai konsumen. Perusahaan harus memilih
kombinasi antara faktor yang intangible dan tangible untuk
membedakan dengan pesaing dan menciptakan konsumen yang loyal.
Dalam membangun positioning di benak
konsumen perusahaan harus mengembangkan unique selling proposition (USP)
yang merupakan competitive advantage (Kotler, 2003). Dimana produk atau
jasa yang dihasilkan harus unik atau hanya dimiliki perusahaan dan dibutuhkan
oleh konsumen. Sebuah produk atau merek harus mengkomunikasikan dirinya sebagai
yang nomor satu pada manfaat yang dicari konsumen.
Perusahaan
dapat melakukan diferensiasi pada lima dimensi (Kotler, 2003) yaitu: produk,
services, personel, chanel dan image.
1.
Diferensiasi Produk
Diferensiasi produk adalah kegiatan
memodifikasi produk agar menjadi lebih menarik. Diferensiasi ini memerlukan
penelitian pasar yang cukup serius karena agar bisa benar-benar berbeda,
diperlukan pengetahuan tentang produk pesaing. Diferensiasi produk ini biasanya
hanya mengubah sedikit karakter produk, antara lain kemasan dan tema promosi
tanpa mengubah spesifikasi fisik produk, meskipun itu diperbolehkan.
Tujuan dari strategi diferensiasi adalah
mengembangkan positioning yang tepat sesuai keinginan konsumen potensial yang
ingin dituju. Jika pasar melihat perbedaan produk perusahan dibanding produk
pesaing maka akan lebih mudah mengembangkan marketing mix untuk produk
tersebut.
Diferensiasi produk dapat dilakukan pada form
(bentuk) seperti ukuran, bentuk dan bentuk fisik lainnya dari produk, features
(corak) dengan memvariasikan fungsi dasar produk, performance
(kinerja), durability (daya tahan), reliability (kehandalan), style
(Mode) dan design (Disain).
Menurut Macmillan dalam Aaker, 1992 dalam
Sukowatai, 2003 perusahaan jasa dapat melakukan diferensiasi melalui inovasi
yang bersifat pre-emptive dalam jangka panjang. Pre-emptive di
sini maksudnya adalah implementasi suatu strategi yang baru bagi suatu bisnis
tertentu. Karena merupakan yang pertama, maka dapat menghasilkan keterampilan
atau aset yang dapat merintangi, mencegah, atau menghalangi para pesaing untuk
melakukan duplikasi atau membuat tandingannya.
Perusahaan jasa dapat mendeferensiasikan
dirinya melalui citra di mata pelanggan, misalnya melalui simbol-simbol dan
merek yang digunakan. Selain itu, perusahaan dapat melakukan diferensiasi
produk dalam penyampaian jasa (service delivery) melalui tiga aspek yang juga
dikenal sebagai 3P dalam pemasaran jasa, yaitu orang (people),
lingkungan fisik (physical environment) dan
proses (process).
Keunggulan bersaing yang berkesinambungan adalah
kemampuan suatu perusahaan untuk menciptakan suatu produk yang pada saat
pesaing berusaha untuk menirunya akan selalu mengalami kegagalan secara
signifikan. Di samping faktor keunikan produk, perusahaan
yang memiliki keunggulan bersaing juga menerapkan strategi marketing mix yang
meliputi harga yang mampu bersaing, tempat atau lokasi strategis, dan promosi
yang memadai.
Keunggulan bersaing melalui diferensiasi produk
adalah bagaimana perusahaan dapat menciptakan produk unik yang memberikan
tingkat keuntungan di atas rata-rata yang mampu diraih oleh industri melalui
kombinasi manusia, lingkungan, dan proses.
2.
Diferensiasi Jasa
Menurut Kotler (2003) ketika produk tidak mudah untuk
di diferensiasi maka perusahaan perlu menambah nilai pelayanan serta
meningkatkan kualitasnya. Kreativitas yang tinggi mengharmonisasikan
unsur-unsur marketing mix: product, place, price, promotion, people,
packaging, programming patnership sehingga kualitas jasa yang dirasakan
oleh konsumen melebihi harapan.
Menurut Tjiptono dalam Sukawati, 2003, cara
lain untuk melakukan diferensiasi adalah secara konsisten memberikan kualitas
pelayanan yang lebih baik daripada para pesaing. Hal ini dapat dicapai dengan
memenuhi atau bahkan melampaui kualitas jasa yang diharapkan para pelanggan.
Kualitas jasa sendiri dipengaruhi oleh dua variabel, yaitu jasa yang dirasakan
(perceived service) dan jasa yang diharapkan (expexted service).
Bila jasa yang dirasakan lebih kecil daripada yang diharapkan, maka para
pelanggan menjadi tidak tertarik lagi pada penyedia jasa yang bersangkutan.
Bila yang terjadi adalah sebaliknya (perceived expexted), maka ada
kemungkinan para pelanggan akan menggunakan penyedia jasa itu lagi.
Menurut Kotler (2003), diferinsiasi jasa dapat
dilakukan pada delivery yaitu bagaimana produk dan jasa sampai kepada
konsumen. Disini termasuk kecepatan dan keakuratannya. Instalation yaitu
bagaimana sebuah produk terpasang dengan baik di tempat konsumen. Customer
training dan customer consulting yaitu bagaimana perusahaan memberikan
pengarahan dan mendengarkan keluhan dari konsumen.
3.
Diferensiasi Personal
Diferensiasi personal adalah diferensiasi lewat
keunggulan personal. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kompetensi
karyawan melalui peningkatan pengetahuan, courtesy atau keramah tamahan,
sopan santun dan bersahabat, credibility yaiu dapat dipercaya dan jujur
serta responsiveness yaitu cepat tanggap menghadapi pelanggan.
4.
Diferensiasi Image (Citra)
Menurut Zyman, S, 2000 dalam Sukawati, 2003
citra identik dengan atribut adalah sebuah karakteristik, yang khusus atau
pembeda dari penampilan seseorang atau benda. Diferensiasi citra adalah bauran
yang tepat dari elemen pencitraan, yang menciptakan citra sebuah merek. Proses
pencitraan harus membangun, memaksimalkan, memanfaatkan, dan mengekploitasikan
kekuatan dan kelemahan setiap elemen citra untuk memastikan bahwa merek itu
memiliki prospek yang baik secara terus- menerus.
Perusahaan yang tidak menciptakan hubungan
antara penciptaan citra dan penjualan produk sering kali tidak melakukan
pekerjaan yang baik. Menurut Sergio Zyman (200) dalam Sukawati, 2003, banyak
perusahaan yang sukses dalam menjual produk karena produk mereka memiliki citra
jelas yang menentukan posisi mereka di titik yang secara potensial menarik dalam
pilihan konsumen yang begitu banyak.
Menurut Trout, J. (2000), kebanyakan perusahaan
yang sukses adalah perusahaan yang “memiliki kata” yang menempati tempat
spesial dalam benak konsumen. Berbagai konsep yang berkembang saat ini
menyiratkan bahwa pentingnya citra sebagai sarana atau alat untuk meraih
keunggulan bersaing di pasar. Begitu perusahaan telah secara jelas
mendefinisikan citranya kepada pelanggan, maka langkah berikutnya adalah
mengkomunikasikan citra tersebut agar elemen ini menjadi sumber keunggulan
bersaing yang Anda miliki dalam jangka panjang (Sukowati, 2003). Melalui
investasi pada proses pencitraan yang dilakukan secara terus-menerus,
perusahaan akan menikmati tingkat pengembalian pasar dalam konsep pemasaran,
yang lebih tinggi daripada yang dapat diraih oleh pesaing dalam industri yang
sama.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pemasar itu tidak homogen. Perusahaan tidak
dapat berhubungan dengan semua pelanggan di pasar yang besar, luas dan beraneka
ragam. Untuk mencapai hasil pemasaran yang optimal, kita
harus terlebih dahulu melakukan segmentasi pasar atas produk yang akan kita
jual. Langkah berikutnya adalah melakukan targeting atau membidik target
market yang telah kita pilih dalam analisa segmentasi pasar. Langkah
yang terakhir adalah menetapkan posisi pasar (positioning). Yakni menciptakan keunikan posisi produk dalam benak
atau persepsi pelanggan potensial yang akan dibidik, agar positioning kuat maka perusahaan
harus selalu konsisten dan tidak berubah. Karena persepsi, identitas dan kepribadian
yang terus menerus berubah akan menimbulkan kebingungan di benak konsumen dan
pemahaman mereka terhadap tawaran
perusahaan akan kehilangan fokus.
DAFTAR PUSTAKA
Philip, Kotler. Kevin, Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran. Jakarta:
indeks.
Rianto, Al Arif M. Nur. 2010. Dasar-dasar Pemasaran Bank
Syariah. Bandung: Alfabeta
Kasmir. 2005. Pemasaran Bank. Jakarta: Kencana.
http://priyo.datautama.net.id
[1] Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran, alih
bahasa Benyamin Molan. Jakarta: indeks, 2007, h. 293
[2] Ibid, h. 294-296
[3] Ibid, h. 297-298
[4] Rianto Al Arif M. Nur. Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah.
Bandung: 2010, h. 87
[5] Philip Kotler dan Kevin Lane
Keller. Manajemen Pemasaran, alih bahasa Benyamin Molan. Jakarta:
indeks, 2007, h. 300
[6] Ibid, h. 301
[7] Rianto Al Arif M. Nur. Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah.
Bandung: 2010, h. 91
[8] Rianto Al Arif M. Nur. Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah.
Bandung: 2010, h. 87
[9] Ibid, h. 87
[10] Ibid, h. 88
[11] Kasmir. Pemasaran Bank. h. 121-122
[12] Kasmir. Pemasaran Bank. h. 122-123
[13] Rianto Al Arif M. Nur. Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah.
Bandung: 2010, h. 104
Tidak ada komentar:
Posting Komentar