Kamis, 24 Oktober 2013

puisi pecundang sayang

Kota kembang, 06/09/13
Pecundang sayang
Di perbatasan itu,
Menunggumu beribu menit lamanya,
Dipenghujung sesak nafas yang tersengal
Lagi, aku berharap kau menoleh
Tersenyum,
atau sekedar melambaikan tangan

Menyusuri jalan yang sama,
Menapaki batu terjal yang enggan berpindah
Kering, kasar, gersang
Berdebu

Kembali aku di perbatasan
Untuk sesuatu yang kau janjikan
Bajingan!
Kau tak datang

Kau mungkin lupa jalan pulang
Tersesat dan sekarat
Sayang pecundang
Kau Bahkan tak memberiku salam perpisahan

Disela rasa lapar
Kenyang seketika aku dibuatnya
Kau melempar senyum
Mengais tangan dan menciumnya
Oekk~Ingin muntah saja rasanya.
Norak!
Kisah ini klasik sekali,
Jadoel dan bau apek

Basi!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar