“Kita begitu berbeda dalam segala hal,, kecuali dalam.. cinta.” ~Gie
Kau bilang padaku dia gadis yang pendiam, sedikit jutek, dan jual mahal. Aku merasa murahan dengan kata terakhirmu. Bagaimana tidak?
Aku benar-benar tak layak cemburu,, hanya saja perasaan yang satu ini membuat aku gila karena nya. Kau menyimpan dengan baik perasaanmu untuknya, menata rapi untuk kelak ia singgahi ~aku masih saja cemburu
Keaadaan membuat kita tak sama lagi.
#04 juli 2013
Dengan cinta yang utuh,
Rey
Rey tertegun, lalu kemudian menutup lepi si biru kotak rahasia itu. Ini sudah larut malam, tapi ia sama sekali tak dapat memejamkan mata. Masih terngiang hampir setiap kata yang terucap magrib ini. Luka dalam memang tak terasa sakit di menit pertama namun kemudian menjadi neraka pada jam berikutnya. ~Ada rasa sakit dihatinya.
“Ini memang sudah merupakan kesalahan sejak awal. Namun aku tidak menyalahkanmu, karena kita punya bagian masing-masing di dalamnya, yang mana ,, semua merupakan kesatuan.
Bukan hanya aku saja yang sadar; bahkan mungkin kamu lebih sadar lagi. Karena saat aku sudah tak mampu berpikir dengan layak, kamu masih bisa berpikir dengan sangat baik.”
“ini mungkin jalan terbaik,,” batin rey.
***
Ternyata kau memilih malam ini. Entah dengan alasan apa, entah ada keistimewaan apa namun yang pasti ada ketidaknyamanan yang terpancar jelas dimatamu. ~sebenarnya kau sudah pernah mencobanya sekali, dan ini kali kedua.
Rey sama sekali tak meragukan perasaannya, rey yakin akan hal itu. Tapi, tak ada yang bisa rey janjikan begitupun denganmu~bukan begitu?
“Jika titik masalahnya ada padaku, apa yang bisa kau janjikan ???. Jika kita memperjuangkannya bersama-sama, bukankah itu artinya kau akan memperjuangkanku dengan segala yang melekat padaku?. Tapi,, kita berhenti disini “ ~sebelum semuanya dimulai~ karena keraguan lebih besar daripada keyakinan. #warming up
“Aku pikir kita belum benar-benar memulainya. Padahal minggu ini aku berniat mengajakmu kerumah” #niat.hanya.sekedar.niat ~Ada pergulatan hebat di hati rey.
Jika itu terjadi, sudah pasti akan menjadi lembaran pertama yang harus dihadapi dengan penuh keyakinan. ~tapi kita tak memiliki keyakinan itu
Anehnya,,rey tak meneteskan air mata sedikitpun.. Mungkin rey sudah puas menangis malam-malam kemarin ~@ S**. Dua malam terakhir bagai letusan magma dihatinya. Disadari atau tidak, sepertinya rey sudah mempersiapkan diri untuk hal ini. ~untuk pertama kalinya aku membencimu, kota kembang.
Sejujurnya rey takut suatu hari nanti dimana kau memperkenalkan seseorang yang kau pilih kepadanya, melihat kau dengan calon bidadarimu kelak, atau sekedar melihat kau melakukan pe-de-ka-te entah itu dihadapan atau dibelakangnya ~ kabar burung pun rey sangat tak berharap~ semoga burung tak memberinya kabar…
“lebih baik aku tak tau ‘apapun’ tentang kamu. Setidaknya sampai aku dapat mengubur harapan-harapan yang terlampau indah tentang kita”
Rey takut, rey belum siap dan tak rela.
Rey takut apa yang sudah digariskan Tuhan tak sesuai harapan. Ada sedikit ketakutan menghadapi masa depan dihatinya. ~kenapa tak Kau biarkan aku memilih Tuhan.
“Kau berharap aku tak marah bukan? Kau berharap aku tak cemburu bukan ? Sungguh aku tak bisa berjanji. Tapi,, aku akan berusaha tak menunjukannya.”
Perasaan hanyalah perasaan. Bagaimana bisa aku memaksanya???
Ada orang yang mencintaiku, ada orang yang kau cintai, dan ada cinta kita yang terpatri.
Pada akhirnya, kita memilih jalan masing-masing…
Maaf,, sudah menghalangi jalanmu dengan kabut tipis yang membuat perhatian tak jelas.
‘merdekakanlah hatimu !’
Terimakasih telah menjaga perasaanku selama ini.
“Tuhan,, rupanya aku ‘lupa’ bersyukur lebih pada-Mu”
Rey..
Sekarang waktunya memperbaiki diri agar layak dicintai.. Jangan sampai ditinggalkan cinta lagi, karena ketidakmampuanmu rey..
Seandainya tuhan menganugerahi nasib yang lebih baik kepada kedua orang tuamu rey,., Mungkin ceritanya akan sedikit berbeda,, #harapan.tinggal.harapan
Semoga tuhan mengindahkan harapanmu..mengindahkan harapanku dan meridhai harapan-harapan kita.. Amiinn
#JADILAH SESEORANG YANG LAYAK DICINTAI
* tulisan ini hanyalah fiktif belaka.
Kau bilang padaku dia gadis yang pendiam, sedikit jutek, dan jual mahal. Aku merasa murahan dengan kata terakhirmu. Bagaimana tidak?
Aku benar-benar tak layak cemburu,, hanya saja perasaan yang satu ini membuat aku gila karena nya. Kau menyimpan dengan baik perasaanmu untuknya, menata rapi untuk kelak ia singgahi ~aku masih saja cemburu
Keaadaan membuat kita tak sama lagi.
#04 juli 2013
Dengan cinta yang utuh,
Rey
Rey tertegun, lalu kemudian menutup lepi si biru kotak rahasia itu. Ini sudah larut malam, tapi ia sama sekali tak dapat memejamkan mata. Masih terngiang hampir setiap kata yang terucap magrib ini. Luka dalam memang tak terasa sakit di menit pertama namun kemudian menjadi neraka pada jam berikutnya. ~Ada rasa sakit dihatinya.
“Ini memang sudah merupakan kesalahan sejak awal. Namun aku tidak menyalahkanmu, karena kita punya bagian masing-masing di dalamnya, yang mana ,, semua merupakan kesatuan.
Bukan hanya aku saja yang sadar; bahkan mungkin kamu lebih sadar lagi. Karena saat aku sudah tak mampu berpikir dengan layak, kamu masih bisa berpikir dengan sangat baik.”
“ini mungkin jalan terbaik,,” batin rey.
***
Ternyata kau memilih malam ini. Entah dengan alasan apa, entah ada keistimewaan apa namun yang pasti ada ketidaknyamanan yang terpancar jelas dimatamu. ~sebenarnya kau sudah pernah mencobanya sekali, dan ini kali kedua.
Rey sama sekali tak meragukan perasaannya, rey yakin akan hal itu. Tapi, tak ada yang bisa rey janjikan begitupun denganmu~bukan begitu?
“Jika titik masalahnya ada padaku, apa yang bisa kau janjikan ???. Jika kita memperjuangkannya bersama-sama, bukankah itu artinya kau akan memperjuangkanku dengan segala yang melekat padaku?. Tapi,, kita berhenti disini “ ~sebelum semuanya dimulai~ karena keraguan lebih besar daripada keyakinan. #warming up
“Aku pikir kita belum benar-benar memulainya. Padahal minggu ini aku berniat mengajakmu kerumah” #niat.hanya.sekedar.niat ~Ada pergulatan hebat di hati rey.
Jika itu terjadi, sudah pasti akan menjadi lembaran pertama yang harus dihadapi dengan penuh keyakinan. ~tapi kita tak memiliki keyakinan itu
Anehnya,,rey tak meneteskan air mata sedikitpun.. Mungkin rey sudah puas menangis malam-malam kemarin ~@ S**. Dua malam terakhir bagai letusan magma dihatinya. Disadari atau tidak, sepertinya rey sudah mempersiapkan diri untuk hal ini. ~untuk pertama kalinya aku membencimu, kota kembang.
Sejujurnya rey takut suatu hari nanti dimana kau memperkenalkan seseorang yang kau pilih kepadanya, melihat kau dengan calon bidadarimu kelak, atau sekedar melihat kau melakukan pe-de-ka-te entah itu dihadapan atau dibelakangnya ~ kabar burung pun rey sangat tak berharap~ semoga burung tak memberinya kabar…
“lebih baik aku tak tau ‘apapun’ tentang kamu. Setidaknya sampai aku dapat mengubur harapan-harapan yang terlampau indah tentang kita”
Rey takut, rey belum siap dan tak rela.
Rey takut apa yang sudah digariskan Tuhan tak sesuai harapan. Ada sedikit ketakutan menghadapi masa depan dihatinya. ~kenapa tak Kau biarkan aku memilih Tuhan.
“Kau berharap aku tak marah bukan? Kau berharap aku tak cemburu bukan ? Sungguh aku tak bisa berjanji. Tapi,, aku akan berusaha tak menunjukannya.”
Perasaan hanyalah perasaan. Bagaimana bisa aku memaksanya???
Ada orang yang mencintaiku, ada orang yang kau cintai, dan ada cinta kita yang terpatri.
Pada akhirnya, kita memilih jalan masing-masing…
Maaf,, sudah menghalangi jalanmu dengan kabut tipis yang membuat perhatian tak jelas.
‘merdekakanlah hatimu !’
Terimakasih telah menjaga perasaanku selama ini.
“Tuhan,, rupanya aku ‘lupa’ bersyukur lebih pada-Mu”
Rey..
Sekarang waktunya memperbaiki diri agar layak dicintai.. Jangan sampai ditinggalkan cinta lagi, karena ketidakmampuanmu rey..
Seandainya tuhan menganugerahi nasib yang lebih baik kepada kedua orang tuamu rey,., Mungkin ceritanya akan sedikit berbeda,, #harapan.tinggal.harapan
Semoga tuhan mengindahkan harapanmu..mengindahkan harapanku dan meridhai harapan-harapan kita.. Amiinn
#JADILAH SESEORANG YANG LAYAK DICINTAI
* tulisan ini hanyalah fiktif belaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar