BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Untuk dapat
memproleh gambaran tentang perkembangan finansial suatu perusahaan, perlu
mengadakan analisa atau interprestasi terhadap data finansial dari perusahaan
bersangkutan, dimana data finansial itu tercermin didalam laporan
keuangan.Ukuran yang sering digunakan dalam analisa finansial adalah ratio.
Laporan
Keuangan dibuat agar dapat digunakan suatu kegunaan yang penting adalah dalam
menganalisis kesehatan ekonomi perusahaan. Menurut Kown ( 2004 ; 107 ) : “
Hasil dari menganalisis laporan keuangan adalah rasio keuangan berupa
angka-angka dan rasio keuangan harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan”.
Analisa Laporan
Keuangan menyangkut pemeriksaaan keterkaitan angka-angka dalam laporan keuangan
dan trend angka-angka dalam beberapa periode, satu tujuan dari analisis laporan
keuangan menggunakan kinerja perusahaan yang lalu untuk memperkirakan bagaimana
akan terjadi dimasa yang akan datang.
Kita sering melihat
ada perusahaan yang tidak mampu atau tidak sanggup untuk membayar seluruh atau
sebagian utang (kewajiban) yang sudah jatuh tempo saat ditagih. Terkadang juga
perusahaan juga sering tidak memiliki dana untuk membayar kewajibannya tepat
waktu. Hal seperti ini akan sangat menggangu kinerja perusahaan, Para kreditor
akan tidak percaya pada perusahaan tersebut. Sehingga kelangsungan hidup
perusahaan tersebut dilihat dari seberapa besar perusahaan tersebut dapat
membayar utang (kewajiban) jangka pendeknya.
B.
Rumusan Masalah
Ada beberapa
pokok permasalahan yang kami angkat dalam makalah ini diataranaya adalah :
1.
Apa yang
dimaksud dengan rastio likuiditas?
2.
Bagaimana tujuan dan manfaat dari rasio likuiditas?
3.
Apa saja
jenis-jenis ratio likuiditas?
4.
Bagaimana
Analisis ratio likuiditas pada PT.Mayora.tbk?
C.
Tujuan Penulisan
Ada beberapa
pokok permasalahan yang kami angkat dalam makalah ini diataranaya adalah :
1.
Mengetahui yang dimaksud
dengan rastio likuiditas
2.
Mengetahui tujuan dan manfaat dari rasio likuiditas
3.
Mengetahui jenis-jenis
ratio likuiditas
4.
Mengetahui
Analisis ratio likuiditas pada PT.Mayora.tbk
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Rasio
Likuiditas
Rasio adalah perbandingan antara satu hal
dengan hal lainnya, dan berdasarkan hubungan atau korelasi antara kedua hal
tersebut kita bisa menganalisa atau menilai sesuatu kondisi seperti rasio
likuiditas (rasio lancar, rasio perputaran kas, dan rasio hutang terhadap
kekayaan bersih).
menunjukkan
kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya yang
harus segera dipenuhi, atau kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan pada saat ditagih (S. Munawir, 1995 hal 31).
Fred Weston menyebutkan bahwa Rasio Likuiditas merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangkapendek.
Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang
tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo.
Likuiditas adalah tingkat kemampuan
perusahaan untuk memenuhi
kewajibannya yang harus segera
dipenuhi (Miswanto dan Eko Widodo, 1998, hal 83).
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan
untuk memenuhi
kewajiban-kewajibannya yang
segera harus dipenuhi (Sutrisno, 2000 hal 18).
B.
Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas
Berikut
ini adalah tujuan dan manfaat dari Rasio Likuiditas :
1.
Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar
kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya,
kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal
batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu).
2.
Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar
kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan.
3.
Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar
kewajiban jangka pendek tanpa memperhitungkan sediaan atau piutang,
4.
Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah
sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.
5.
Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang
tersedia untuk membayar utang.
C.
Jenis-jenis Rasio Likuiditas
Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat
digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan, yaitu :
1.
Rasio Lancar (Current
ratio)
Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera pada
saat jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.
Current Ratio adalah perbandingan antara
aktiva lancar dan utang lancar (Miswanto dan Eko Widodo, 1998, hal
83).
Rumus :
Current ratio menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk
membayar utangnya yang harus
segera dipenuhi dengan mengunakan
aktiva lancar yang dimilikinya.
Rasio lancar sangat berguna untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, dimana dapat
diketahui sampai seberapa jauh sebenarnya jumlah aktiva lancar perusahaan dapat
menjamin hutang lancarnya. Semakin tinggi rasio
berarti semakin terjamin hutang-hutang perusahaan kepada kreditor. Current
ratio kadang-kadang sudah memuaskan bagi suatu perusahaan, tetapi
jumlah modal kerja dan besarnya rasio tergantung pada beberapa faktor, suatu
standard atau rasio yang umum tidak dapat ditentukan untuk seluruh perusahaan. Current ratio hanya
merupakan kebiasaan dan akan digunakan sebagai titik tolak untuk mengadakan
penelitian atau analisa lebih lanjut.
Bagi perusahaan yang mempunyai hubungan baik dengan
kreditor atau posisinya kuat terhadap pemasok, mungkin perusahaan tidak perlu
memiliki rasio yang tinggi. Sebagai contoh supermarket. Posisi supermarket
terhadap pemasok biasanya adalah cukup kuat. Dengan kondisi demikian maka
supermarket dapat membayar hutangnya setelah 3 atau 4 bulan, sedangkan
penjualan dilakukan secara tunai. Dalam kondisi demikian rasio lacar tidak
perlu terlalu besar.
Rasio lancar
mempunyai sifat tingginya berubah-ubah dari waktu ke waktu. Sebagai contoh,
pada toko pakaian ketika menjelang hari-hari raya permintaan akan pakaian mulai
meningkat, kemudian menurun mencapai titik terbawah lagi pada hari raya
tersebut. Untuk menghadapi kenaikan permintaan tersebut toko pakaian harus
menaikkan besarnya persediaan.
Kalau
peningkatan persediaan barang dagangan tersebut dibiayai dengan cara mengurangi
uang tunai perusahaan, maka rasio lancar perusahaan tidak mengalami perubahan.
Sebab pada transaksi seperti itu hanya struktur aktiva lancarnya saja yang
mengalami perubahan, sedangkan nilai total aktiva lancar dan nilai total
passiva lancarnya tidak mengalami perubahan, sehingga rasio lancar tidak
mengalami perubahan.
Akan tetapi
jika penumpukan persediaan dilaksanakan dengan cara dibiayai dari pinjaman
jangka pendek, maka ketika volume penjualan tinggi, rasio lancar perusahaan
akan menurun. Oleh karena itu untuk mengukur tingginya likuiditas perusahaan
lebih baik untuk mempergunakan angka perputaran modal kerja daripada
mempergunakan rasio lancar. Adapun pertimbangannya ialah karena angka perputaran modal kerja
tidak banyak dipengaruhi oleh sifat musiman, relatif dibandingkan dengan rasio
lancar.
2.
Rasio Cepat (Quick
ratio)
Rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek)
dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan.
Quick ratio merupakan rasio
antara aktiva lancar
sesudah dikurangi persediaan dengan
hutang lancar. Rasio ini
menunjukkan besarnya alat
likuid yang paling cepat bisa
digunakan untuk melunasi hutang
lancar. Persediaan
dianggap aktiva lancar yang paling tidak lancar, sebab untuk menjadi
uang tunai (kas) memerlukan dua langkah
yakni menjadi piutang terlebih dulu sebelum menjadi kas.
Rasio ini merupakan ukuran
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak
memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relatif
lama untuk direalisir menjadi uang kas, walaupun kenyataannya mungkin
persediaan lebih likuid daripada piutang. Jika current ratio tinggi tapi quick
rationya rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam
persediaan.
Rumus:
3.
Rasio Kas ( Cash
ratio)
Rasio Kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
Rasio ini untuk mengukur jumlah kas tersedia
dibanding dengan hutang lancar. Pengertian kas kadang-kadang diperluas dengan
setara kas (cash equivalent) meliputi surat berharga yang mudah
diperjualbelikan.
Aktiva
perusahaan yang paling likuid
adalah kas dan
surat berharga. Cash ratio
menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk membayar utang jangka
pendek dengan kas
dan surat berharga yang dapat
segera diuangkan. Tidak
terdapat standar likuiditas
untuk cash ratio sehingga penilaiannya
tergantung pada kebijakan
manajemen.
Rumus
:
|
Catatan
|
2009
|
2008
|
ASET
|
|
|
|
ASET LANCAR
|
|||
Kas dan setara
kas
|
2g,3
|
197,998,776,765
|
33,652,656,335
|
Investasi
sementara
|
2k,4
|
9,069,867,465
|
9,018,969,933
|
Piutang usaha
|
2h,5
|
|
|
Pihak yang mempunyai hubungan
|
|
|
|
Istimewa
|
2h,31
|
738,218,294,867
|
661,525,589,703
|
Pihak ketiga
|
|
121,049,164,881
|
44,088,682,199
|
Piutang
Lain-lain
|
6
|
5,605,022,393
|
5,629,413,593
|
Persediaan
|
2j,7
|
499,421,576,844
|
540,432,302,254
|
Uang muka
pembelian
|
8
|
40,669,680,394
|
73,125,710,441
|
Pajak dibayar
dimuka
|
9
|
754,957,084
|
-
|
Biaya dibayar
dimuka
|
2l
|
1,499,540,205
|
5,100,804,716
|
Jumlah Aset
Lancar
|
|
1,614,286,880,898
|
1,372,574,129,174
|
|
|
|
|
ASET TIDAK
LANCAR
|
|||
Aset pajak
tangguhan
|
2t,32
|
3,806,731,208
|
5,850,564,107
|
Aset tetap - setelah
dikurangi akumulasi penyusutan sebesar
Rp 895.268.775.066,-
pada 30 September 2009 dan Rp 778.307.862.811,- pada 30 September 2008
|
2m,10
|
1,215,360,328,075
|
899,799,841,384
|
Uang muka
pembelian aset tetap
|
11
|
335,372,579,506
|
180,035,540,562
|
Uang jaminan
|
12
|
345,182,783
|
345,182,783
|
Jumlah Aset
Tidak Lancar
|
|
1,554,884,821,572
|
1,086,031,128,836
|
|
|
|
|
JUMLAH ASET
|
|
3,169,171,702,470
|
2,458,605,258,010
|
|
Catatan
|
2009
|
2008
|
|
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
|
|
Rp.
|
Rp.
|
|
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
|
||||
Hutang Bank
|
13
|
200,000,000,000
|
150,000,000,000
|
|
Hutang Usaha - pihak
ketiga
|
14
|
433,794,371,491
|
307,639,960,688
|
|
Hutang Lain-lain -
pihak ketiga
|
17
|
18,814,073,568
|
73,263,239,049
|
|
Hutang pajak
|
15
|
94,846,433,419
|
40,155,980,146
|
|
Biaya yang masih hams
dibayar
|
16
|
27,383,557,784
|
29,005,352,523
|
|
Hutang bank jangka
panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
|
18
|
50,000,000,000
|
70,000,000,000
|
|
Jumlah Kewajiban Jangka
Pendek
|
|
824,838,436,262
|
670,064,532,406
|
|
KEWAJIBAN JANGKA
PANJANG
|
||||
Kewajiban imbalan pasca
kerja
|
2s,31
|
106,913,174,071
|
85,049,669,769
|
|
Kewajiban pajak
tangguhan
|
2t,32
|
25,713,708,406
|
31,032,983,091
|
|
Hutang obligasi
|
2o,19
|
297,895,827,784
|
300,000,000,000
|
|
Hutang bank jangka
panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
|
18
|
400,000,000,000
|
150,000,000,000
|
|
Jumlah Kewajiban Jangka
Panjang
|
|
830,522,710,261
|
566,082,652,860
|
|
GOODWILL NEGATIF
|
2c,20
|
508,216,714
|
646,512,103
|
|
HAK MINORITAS ATAS
AKTIVA BERSIH
|
||||
ANAK PERUSAHAAN
|
21
|
38,078,805,621
|
29,584,075,911
|
|
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp 500 per saham Modal dasar -
3.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor 766.584.000 saham
|
22
|
383,292,000,000
|
383,292,000,000
|
|
Agio saham
|
23
|
64,212,000,000
|
64,212,000,000
|
|
Selisih Perubahan
Ekuitas Anak Perusahaan
|
24
|
197,913,446
|
(64,198,000)
|
|
Selisih kurs krn
penyabaran Lap Keuangan
|
25
|
(3,972,381,792)
|
(561,964,464)
|
|
Saldo laba Ditentukan
penggunannya
|
33
|
25,000,000,000
|
23,000,000,000
|
|
Belum ditentukan
penggunaannya
|
|
1,006,494,001,958
|
722,349,647,193
|
|
Jumlah Ekuitas
|
|
1,475,223,533,612
|
1,192,227,484,729
|
|
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
|
|
3,169,171,702,470
|
2,458,605,258,010
|
Catatan
|
2009
|
2008
|
|
Rp
|
Rp
|
PENJUALAN BERSIH
|
2q,26
|
3,565,330,397,104
|
2,878,595,442,286
|
BEBAN POKOK PENJUALAN
|
2q,27
|
2,737,886,398,782
|
2,330,048,107,501
|
LABA KOTOR
|
|
827,443,998,322
|
548,547,334,785
|
BEBAN USAHA Penjualan
Umum dan administrasi
|
2q,28
|
293,389,132,838
77,166,568,996
|
236,113,937,846
69,993,430,261
|
Jumlah Beban Usaha
|
|
370,555,701,834
|
306,107,368,107
|
LABA USAHA
|
|
456,888,296,488
|
242,439,966,678
|
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Penghasilan bunga
Penghasilan sewa Keuntungan penjualan aset tetap Amortisasi goodwill negatif
Beban bunga
Pendapatan Bagi hasil Sukuk Mudharabah Keuntungan
(kerugian) kurs mata uang asing - bersih
Lain-lain – bersih
|
29
34 10
2b,20
30
2d
|
18,103,079,572
1,350,000,000
611,904,094
103,721,542
(75,551,493,054)
(20,625,000,000)
(4,241,456,759)
3,451,952,924
|
2,718,053,237
1,035,000,000
346,766,508
103,721,542
(41,691,534,763)
(8,861,111,111)
(1,621,738,840)
11,199,525,262
|
Penghasilan (Beban) Lain-lain – Bersih
|
|
(76,797,291,681)
|
(36,771,318,165)
|
LABA SEBELUM PAJAK
|
|
380,091,004,807
|
205,668,648,513
|
BEBAN PAJAK Pajak kini Pajak Tangguhan
|
2t,32
|
(100,617,178,720)
(4,779,749,881)
|
(58,238,456,300)
(4,115,566,234)
|
LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK
PERUSAHAAN
|
|
274,694,076,206
|
143,314,625,979
|
HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN
|
21
|
(7,124,144,318)
|
(3,988,199,161)
|
LABA BERSIH
|
|
267,569,931,889
|
139,326,426,818
|
LABA PER SAHAM Dasar
|
2u
|
349
|
182
|
D.
Analisis Rasio Likuiditas PT.Mayora.Tbk
1.
Current ratio
= 2,048
= 1,957
2.
Quick ratio
=
1,242
=
1,352
3.
Cash
ratio
E.
Perbandingan
Rasio Likuiditas setiap Tahunnya
|
2008
|
2009
|
Keterangan
|
Current ratio
|
205%
|
195%
|
Menurun
|
Quick
ratio
|
124%
|
135%
|
Meningkat
|
Cash
ratio
|
6,4%
|
25%
|
Meningkat
|
Analisis
Current ratio
Ini berarti bahwa kemampuan untuk
membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar, untuk tahun
2008 adalah setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin oleh Aktiva lancar Rp. 2,05, untuk
tahun 2009 adalah setiap hutang lancar Rp. 1 dijamin oleh Rp.1,95 aktiva
lancar.
Perusahaan Pt. Mayora. Tbk memperoleh current
ratio pada tahun 2008 sebesar 205%, sedangakan untuk tahun 2009 sebesar 195
%. Standar likuiditas yang baik untuk Current ratio adalah harus berada
pada batas 200%.
Perusahaan ini dinyatakan likuid atau dapat
membayar utang jangka pendeknya dengan mengunakan aktiva lancar yang
dimilikinya, walaupun mengalami penurunan pada tahun 2009 yang tidak terlalu
signifikan.
Nilai likuiditas yang semakin kecil
akan semakin baik apabila dilihat dari sisi pengusaha atau perusahaan,
sedangkan apabila dilihat dari sisi investor nilai likuiditas yang menurun
adalah tidak baik.
Analisis Quick ratio
Ini
berarti bahwa kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan
aktiva lancar setelah dikurangi dengan persediaan, untuk tahun 2008 adalah
setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin oleh Aktiva lancar setelah
dikurangi dengan persediaan sebesar Rp. 1,24 untuk
tahun 2009 adalah setiap hutang lancar Rp. 1 dijamin oleh aktiva lancar setelah dikurangi dengan persediaan sebesar Rp.1,35.
Perusahaan Pt. Mayora. Tbk memperoleh quick
ratio pada tahun 2008 sebesar 124%, sedangakan untuk tahun 2009 sebesar 135
%. Standar likuiditas yang baik untuk quick ratio adalah harus berada
pada batas 100%.
Nilai Quick ratio dari tahun 2008 s/d
tahun 2009 meningkat dan perusahaan dinyatakan likuid untuk membayar hutang
yang harus segera dipenuhinya. Dan apabila perusahaan ini bangkrut atau tidak
beroprasional, maka perusahaan ini masih dapat membayar hutang jangka pendeknya
dengan aktiva lancar yang dimiliki setelah dikurangi dengan persediaan.
Analisis Cash ratio
Ini berarti bahwa kemampuan untuk membayar
hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas dan surat berharga, untuk tahun
2008 adalah setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin oleh kas dan surat berharga sebesar Rp. 0,06, untuk tahun 2009 adalah
setiap hutang lancar Rp. 1 dijamin oleh kas dan surat berharga sebesar Rp.0,25 .
Perusahaan Pt. Mayora. Tbk memperoleh cash
ratio pada tahun 2008 sebesar 6,4%, sedangakan untuk tahun 2009 sebesar 25
%. Tidak terdapat standar likuiditas
untuk cash ratio sehingga penilaiannya
tergantung pada kebijakan
manajemen.
Perusahaan
dinyatakan dapat membayar
utang jangka pendek
dengan kas dan surat
berharga (investasi sementara)
yang dapat segera diuangkan.