Kamis, 23 Mei 2013

analisis rasio likuiditas


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Untuk dapat memproleh gambaran tentang perkembangan finansial suatu perusahaan, perlu mengadakan analisa atau interprestasi terhadap data finansial dari perusahaan bersangkutan, dimana data finansial itu tercermin didalam laporan keuangan.Ukuran yang sering digunakan dalam analisa finansial adalah ratio.
Laporan Keuangan dibuat agar dapat digunakan suatu kegunaan yang penting adalah dalam menganalisis kesehatan ekonomi perusahaan. Menurut Kown ( 2004 ; 107 ) : “ Hasil dari menganalisis laporan keuangan adalah rasio keuangan berupa angka-angka dan rasio keuangan harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan”.
Analisa Laporan Keuangan menyangkut pemeriksaaan keterkaitan angka-angka dalam laporan keuangan dan trend angka-angka dalam beberapa periode, satu tujuan dari analisis laporan keuangan menggunakan kinerja perusahaan yang lalu untuk memperkirakan bagaimana akan terjadi dimasa yang akan datang.
Kita sering melihat ada perusahaan yang tidak mampu atau tidak sanggup untuk membayar seluruh atau sebagian utang (kewajiban) yang sudah jatuh tempo saat ditagih. Terkadang juga perusahaan juga sering tidak memiliki dana untuk membayar kewajibannya tepat waktu. Hal seperti ini akan sangat menggangu kinerja perusahaan, Para kreditor akan tidak percaya pada perusahaan tersebut. Sehingga kelangsungan hidup perusahaan tersebut dilihat dari seberapa besar perusahaan tersebut dapat membayar utang (kewajiban) jangka pendeknya.
B.     Rumusan Masalah
Ada beberapa pokok permasalahan yang kami angkat dalam makalah ini diataranaya adalah :
1.      Apa yang dimaksud dengan rastio likuiditas?
2.      Bagaimana tujuan dan manfaat dari rasio likuiditas?
3.      Apa saja jenis-jenis ratio likuiditas?
4.      Bagaimana Analisis ratio likuiditas pada PT.Mayora.tbk?

C.    Tujuan Penulisan
Ada beberapa pokok permasalahan yang kami angkat dalam makalah ini diataranaya adalah :
1.      Mengetahui yang dimaksud dengan rastio likuiditas
2.      Mengetahui tujuan dan manfaat dari rasio likuiditas
3.      Mengetahui jenis-jenis ratio likuiditas
4.      Mengetahui Analisis ratio likuiditas pada PT.Mayora.tbk


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Rasio Likuiditas
Rasio adalah perbandingan antara satu hal dengan hal lainnya, dan berdasarkan hubungan atau korelasi antara kedua hal tersebut kita bisa menganalisa atau menilai sesuatu kondisi seperti rasio likuiditas (rasio lancar, rasio perputaran kas, dan rasio hutang terhadap kekayaan bersih).
menunjukkan  kemampuan suatu  perusahaan  untuk  memenuhi kewajiban  keuangannya  yang  harus segera  dipenuhi, atau  kemampuan   perusahaan  untuk memenuhi  kewajiban  keuangan pada saat ditagih (S. Munawir, 1995 hal 31).
Fred Weston menyebutkan bahwa Rasio Likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangkapendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo.
Likuiditas  adalah tingkat  kemampuan  perusahaan  untuk  memenuhi  kewajibannya   yang harus  segera  dipenuhi (Miswanto dan Eko Widodo, 1998, hal 83).
Likuiditas  adalah kemampuan   perusahaan  untuk memenuhi   kewajiban-kewajibannya  yang segera   harus  dipenuhi (Sutrisno, 2000 hal 18).
B.     Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas
Berikut ini adalah tujuan dan manfaat dari Rasio Likuiditas :
1.      Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya, kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu).
2.      Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan.
3.      Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek tanpa memperhitungkan sediaan atau piutang,
4.      Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.
5.      Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
C.    Jenis-jenis Rasio Likuiditas
Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan, yaitu :
1.      Rasio Lancar (Current ratio)
Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera pada saat jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.
Current Ratio adalah perbandingan  antara  aktiva lancar  dan utang  lancar (Miswanto dan Eko Widodo, 1998, hal 83).
Rumus  :
Current  ratio  menunjukkan  kemampuan  perusahaan  untuk  membayar  utangnya  yang harus  segera  dipenuhi dengan mengunakan aktiva lancar yang dimilikinya.
Rasio lancar sangat berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, dimana dapat diketahui sampai seberapa jauh sebenarnya jumlah aktiva lancar perusahaan dapat menjamin hutang lancarnya. Semakin tinggi rasio berarti semakin terjamin hutang-hutang perusahaan kepada kreditor. Current ratio kadang-kadang sudah memuaskan bagi suatu perusahaan, tetapi jumlah modal kerja dan besarnya rasio tergantung pada beberapa faktor, suatu standard atau rasio yang umum tidak dapat ditentukan untuk seluruh perusahaan. Current ratio hanya merupakan kebiasaan dan akan digunakan sebagai titik tolak untuk mengadakan penelitian atau analisa lebih lanjut.
Bagi perusahaan yang mempunyai hubungan baik dengan kreditor atau posisinya kuat terhadap pemasok, mungkin perusahaan tidak perlu memiliki rasio yang tinggi. Sebagai contoh supermarket. Posisi supermarket terhadap pemasok biasanya adalah cukup kuat. Dengan kondisi demikian maka supermarket dapat membayar hutangnya setelah 3 atau 4 bulan, sedangkan penjualan dilakukan secara tunai. Dalam kondisi demikian rasio lacar tidak perlu terlalu besar.
Rasio lancar mempunyai sifat tingginya berubah-ubah dari waktu ke waktu. Sebagai contoh, pada toko pakaian ketika menjelang hari-hari raya permintaan akan pakaian mulai meningkat, kemudian menurun mencapai titik terbawah lagi pada hari raya tersebut. Untuk menghadapi kenaikan permintaan tersebut toko pakaian harus menaikkan besarnya persediaan.
Kalau peningkatan persediaan barang dagangan tersebut dibiayai dengan cara mengurangi uang tunai perusahaan, maka rasio lancar perusahaan tidak mengalami perubahan. Sebab pada transaksi seperti itu hanya struktur aktiva lancarnya saja yang mengalami perubahan, sedangkan nilai total aktiva lancar dan nilai total passiva lancarnya tidak mengalami perubahan, sehingga rasio lancar tidak mengalami perubahan.
Akan tetapi jika penumpukan persediaan dilaksanakan dengan cara dibiayai dari pinjaman jangka pendek, maka ketika volume penjualan tinggi, rasio lancar perusahaan akan menurun. Oleh karena itu untuk mengukur tingginya likuiditas perusahaan lebih baik untuk mempergunakan angka perputaran modal kerja daripada mempergunakan rasio lancar. Adapun pertimbangannya ialah karena angka perputaran modal kerja tidak banyak dipengaruhi oleh sifat musiman, relatif dibandingkan dengan rasio lancar.
2.      Rasio Cepat (Quick ratio)
Rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan.
Quick ratio merupakan rasio  antara   aktiva  lancar  sesudah dikurangi  persediaan  dengan  hutang lancar. Rasio ini  menunjukkan  besarnya  alat  likuid   yang paling cepat   bisa  digunakan  untuk melunasi hutang lancar. Persediaan  dianggap aktiva lancar yang paling tidak lancar, sebab untuk menjadi uang tunai  (kas) memerlukan dua langkah yakni menjadi piutang terlebih dulu sebelum menjadi kas.
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisir menjadi uang kas, walaupun kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid daripada piutang. Jika current ratio tinggi tapi quick rationya rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam persediaan.
Rumus:
          
3.      Rasio Kas ( Cash ratio)
Rasio Kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
Rasio ini untuk mengukur jumlah kas tersedia dibanding dengan hutang lancar. Pengertian kas kadang-kadang diperluas dengan setara kas (cash equivalent) meliputi surat berharga yang mudah diperjualbelikan.
Aktiva  perusahaan  yang paling  likuid  adalah  kas  dan  surat   berharga. Cash  ratio  menunjukkan  kemampuan  perusahaan  untuk membayar  utang  jangka  pendek  dengan  kas  dan surat  berharga  yang dapat   segera  diuangkan. Tidak terdapat  standar  likuiditas  untuk  cash  ratio sehingga  penilaiannya  tergantung  pada  kebijakan   manajemen.
Rumus  :

P.T. MAYORA INDAH Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASI
30 SEPTEMBER 2009 DAN 2008

Catatan
2009
2008
ASET



ASET LANCAR
Kas dan setara kas
2g,3
197,998,776,765
33,652,656,335
Investasi sementara
2k,4
9,069,867,465
9,018,969,933
Piutang usaha
2h,5


  Pihak yang mempunyai hubungan



Istimewa
2h,31
738,218,294,867
661,525,589,703
Pihak ketiga

121,049,164,881
44,088,682,199
Piutang Lain-lain
6
5,605,022,393
5,629,413,593
Persediaan
2j,7
499,421,576,844
540,432,302,254
Uang muka pembelian
8
40,669,680,394
73,125,710,441
Pajak dibayar dimuka
9
754,957,084
-
Biaya dibayar dimuka
2l
1,499,540,205
5,100,804,716
Jumlah Aset Lancar

1,614,286,880,898
1,372,574,129,174




ASET TIDAK LANCAR
Aset pajak tangguhan
2t,32
3,806,731,208
5,850,564,107
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar
Rp 895.268.775.066,- pada 30 September 2009 dan Rp 778.307.862.811,- pada 30 September 2008




2m,10




1,215,360,328,075




899,799,841,384
Uang muka pembelian aset tetap
11
335,372,579,506
180,035,540,562
Uang jaminan
12
345,182,783
345,182,783
Jumlah Aset Tidak Lancar

1,554,884,821,572
1,086,031,128,836




JUMLAH ASET

3,169,171,702,470
2,458,605,258,010


P.T. MAYORA INDAH Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASI
30 SEPTEMBER 2009 DAN 2008


Catatan
2009
2008

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Rp.
Rp.

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Hutang Bank
13
200,000,000,000
150,000,000,000

Hutang Usaha - pihak ketiga
14
433,794,371,491
307,639,960,688

Hutang Lain-lain - pihak ketiga
17
18,814,073,568
73,263,239,049

Hutang pajak
15
94,846,433,419
40,155,980,146

Biaya yang masih hams dibayar
16
27,383,557,784
29,005,352,523

Hutang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
18
50,000,000,000
70,000,000,000

Jumlah Kewajiban Jangka Pendek

824,838,436,262
670,064,532,406

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Kewajiban imbalan pasca kerja
2s,31
106,913,174,071
85,049,669,769

Kewajiban pajak tangguhan
2t,32
25,713,708,406
31,032,983,091

Hutang obligasi
2o,19
297,895,827,784
300,000,000,000

Hutang bank jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
18
400,000,000,000
150,000,000,000

Jumlah Kewajiban Jangka Panjang

830,522,710,261
566,082,652,860

GOODWILL NEGATIF
2c,20
508,216,714
646,512,103

HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH

ANAK PERUSAHAAN
21
38,078,805,621
29,584,075,911
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp 500 per saham Modal dasar - 3.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor 766.584.000 saham
22
383,292,000,000
383,292,000,000
Agio saham
23
64,212,000,000
64,212,000,000
Selisih Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan
24
197,913,446
(64,198,000)
Selisih kurs krn penyabaran Lap Keuangan
25
(3,972,381,792)
(561,964,464)
Saldo laba Ditentukan penggunannya
33
25,000,000,000
23,000,000,000
Belum ditentukan penggunaannya

1,006,494,001,958
722,349,647,193
Jumlah Ekuitas

1,475,223,533,612
1,192,227,484,729
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS

3,169,171,702,470
2,458,605,258,010


P.T. MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI
UNTUK MASA SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2009 DAN 2008
Catatan
2009
2008

Rp
Rp
PENJUALAN BERSIH
2q,26
3,565,330,397,104
2,878,595,442,286
BEBAN POKOK PENJUALAN
2q,27
2,737,886,398,782
2,330,048,107,501
LABA KOTOR

827,443,998,322
548,547,334,785
BEBAN USAHA Penjualan
Umum dan administrasi
2q,28
293,389,132,838
77,166,568,996
236,113,937,846
69,993,430,261
Jumlah Beban Usaha

370,555,701,834
306,107,368,107
LABA USAHA

456,888,296,488
242,439,966,678
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Penghasilan bunga Penghasilan sewa Keuntungan penjualan aset tetap Amortisasi goodwill negatif Beban bunga
Pendapatan Bagi hasil Sukuk Mudharabah Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing - bersih
Lain-lain – bersih
29             34 10
2b,20
30
2d
18,103,079,572
1,350,000,000
611,904,094
103,721,542
(75,551,493,054)
(20,625,000,000)
(4,241,456,759)
3,451,952,924
2,718,053,237
1,035,000,000
346,766,508
103,721,542
(41,691,534,763)
(8,861,111,111)
(1,621,738,840)
11,199,525,262
Penghasilan (Beban) Lain-lain – Bersih

(76,797,291,681)
(36,771,318,165)
LABA SEBELUM PAJAK

380,091,004,807
205,668,648,513
BEBAN PAJAK Pajak kini Pajak Tangguhan
2t,32
(100,617,178,720)
(4,779,749,881)
(58,238,456,300)
(4,115,566,234)
LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN

274,694,076,206
143,314,625,979
HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN
21
(7,124,144,318)
(3,988,199,161)
LABA BERSIH

267,569,931,889
139,326,426,818
LABA PER SAHAM Dasar
2u
349
182




D.    Analisis Rasio Likuiditas PT.Mayora.Tbk
1.      Current ratio
 = 2,048
 = 1,957

2.      Quick ratio
= 1,242
= 1,352
3.      Cash ratio
E.     Perbandingan Rasio Likuiditas setiap Tahunnya

2008
2009
Keterangan
Current ratio
205%
195%
Menurun
Quick ratio
124%
135%
Meningkat
Cash ratio
6,4%
25%
Meningkat

Analisis Current ratio
            Ini berarti bahwa kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar, untuk tahun 2008 adalah setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin oleh Aktiva lancar Rp. 2,05, untuk tahun 2009 adalah setiap hutang lancar Rp. 1 dijamin oleh Rp.1,95 aktiva lancar.
Perusahaan Pt. Mayora. Tbk memperoleh current ratio pada tahun 2008 sebesar 205%, sedangakan untuk tahun 2009 sebesar 195 %. Standar likuiditas yang baik untuk Current ratio adalah harus berada pada batas 200%.
Perusahaan ini dinyatakan likuid atau dapat membayar utang jangka pendeknya dengan mengunakan aktiva lancar yang dimilikinya, walaupun mengalami penurunan pada tahun 2009 yang tidak terlalu signifikan.
Nilai likuiditas yang semakin kecil akan semakin baik apabila dilihat dari sisi pengusaha atau perusahaan, sedangkan apabila dilihat dari sisi investor nilai likuiditas yang menurun adalah tidak baik.
Analisis Quick ratio
            Ini berarti bahwa kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar setelah dikurangi dengan persediaan, untuk tahun 2008 adalah setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin oleh Aktiva lancar setelah dikurangi dengan persediaan sebesar Rp. 1,24 untuk tahun 2009 adalah setiap hutang lancar Rp. 1 dijamin oleh aktiva lancar setelah dikurangi dengan persediaan sebesar Rp.1,35.
Perusahaan Pt. Mayora. Tbk memperoleh quick ratio pada tahun 2008 sebesar 124%, sedangakan untuk tahun 2009 sebesar 135 %. Standar likuiditas yang baik untuk quick ratio adalah harus berada pada batas 100%.
Nilai Quick ratio dari tahun 2008 s/d tahun 2009 meningkat dan perusahaan dinyatakan likuid untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhinya. Dan apabila perusahaan ini bangkrut atau tidak beroprasional, maka perusahaan ini masih dapat membayar hutang jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimiliki setelah dikurangi dengan persediaan.


Analisis Cash ratio
Ini berarti bahwa kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas dan surat berharga, untuk tahun 2008 adalah setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin oleh kas dan surat berharga sebesar Rp. 0,06, untuk tahun 2009 adalah setiap hutang lancar Rp. 1 dijamin oleh kas dan surat berharga sebesar Rp.0,25 .
Perusahaan Pt. Mayora. Tbk memperoleh cash ratio pada tahun 2008 sebesar 6,4%, sedangakan untuk tahun 2009 sebesar 25 %. Tidak terdapat  standar  likuiditas  untuk  cash  ratio sehingga  penilaiannya  tergantung  pada  kebijakan   manajemen.
Perusahaan  dinyatakan dapat membayar  utang  jangka  pendek  dengan  kas  dan surat  berharga  (investasi sementara) yang dapat   segera  diuangkan.